Friday 9 June 2017

RAMADHAN PRODUKTIF DI KAMPUS

RAMADHAN PRODUKTIF DI KAMPUS, Cerita Kegiatan Bulan Ramadhan di Kampus Uny

Saipuddin
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta


RAMADHAN PRODUKTIF di KAMPUS, Cerita Kegiatan Bulan Ramadhan di Kampus Uny
Siapa yang tidak bahagi menanti datangnya bulan suci ramadhan.Tentunya setiap ummat muslim laki-laki dan perempun tanpa terkecuali sangat menantikan bulan yang penuh berkah. Kini telah bulan rhamadan sudah tiba, ramai-riuh terlihat disana-sini mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut bulan suci ramadhan. Selain mempersiapkan diri untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Banyak juga yang mempersiapkan jajanan serta kuliner untuk berbuka puasa. Tentunya sebuah berkah juga bagi yang menjajakan aneka kuliner terutama yang disepanjang jalan raya kampus.
Setiap ramadhan biasanya perkuliahan masih aktif hingga seminggu sebelum lebaran. Sehingga, memberikan keuntungan pula bagi penjual aneka kuliner untuk berbuka puasa. Meski bulan suci Ramadhan, kegiatan kampus tetep berjalan lancar dan mahasiswa pun tetap beraktivitas dikampus seperti biasnya. Mulai dari yang kuliah, kekampus hostpotan, mengerjakan tugas, ke perpustakaan, beribadah dan ngaji di Masjid Mujahidin Uny hingga tiba waktunya berbuka puasa.
Menjalankan ibadah puasa di kampus tentunya tidak membuat boring karena banyak kegiatan yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu dengan baik. Fasilitas yang disediakan olek pihak kampus Universitas Negeri Yogyakarta untuk mendukung mahasiswa mandiri dan berkembang sudah ada. Sehingga, tinggal dimanfaatkan dengan baik saja oleh mahasiswa. Dengan begitu, meskipun berpuasa dikampus tidak membuat kita jenuh malah terasa cepat saja waktunya.
Bila waktu Ashar tiba kita bisa ke Masjid Mujahidin Uny untuk sholat berjamaah dan tafakur hingga waktu buka puasa. Karena Masjid kampus Uny juga mempunyai kegiatan rutin setiap harinya. Ba’da ashar diadakan pengajian hingga waktu buka dan ada kegiatan buka bersama juga, kebanyakan anak kos tentunya para pencari ta’jil hehe termasuk saya juga. Namun, itu bermanfaat dan ada nilai tersendiri bagi saya selama kuliah di Uny. Ada keunikan tersendiri dimana ketika saya ke Masjid Uny untuk mengikuti kegiatan pengajian dan niatnya berbuka puasa bersama di Masjid namun, ketika sampai di Masjid orang sudah duduk berbaris rapi seperti shap sholat saling berhadapan dan siap untuk menikmati santapan buka puasa. Disitu saya merasa konyol “pulang malu tak pulang yaa sholat jama’ah”, baru setelah itu bergegas mencari buka buasa dipinggiran jalan yang selalu ramai akan jajanan dan aneka kuliner dari minuman, makanan dan buah. Terasa lega setelah masuk seteguk air dan alhamdulillah berbuka juga.
Banyak hal yang dapat saya pelajari yang tidak saya temukan dikampung halaman saya. Disini saya menemukan hal-hal yang baru, ilmu, pengetahuan, ilmu agama dan pengalaman yang tidak terlupakan. Dan tidak sedikit juga sesuatu yang ada dikampun halaman tidak saya temui disini. Intinya dimana pun kita berada tetaplah merunduk dan berbahasa. Saya teringat pesan guru besar pendiri ponpes “NW” dikampung saya, beliau berbahasa bahwasanya “dimanapun kamu berada, tetaplah menjaga akhlaq maka, tidak ada yang menyakiti atau melukaimu”. Pesan ini selalu saya ingat kemanapun saya pergi dan dimanapun saya berpijak. 
Kata Kunci : Ramadhan Produktif, Kampus Uny



Tuesday 6 December 2016

AWAL BIOLOGIS

AWAL BIOLOGIS
DNA


PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

  Perkembangan (development) merupakan  pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun juga melibatkan penuaan. Perkembangan juga merupakan pola gerakan atau perubahan secara dinamis bersifat progresif
Pola perkembangan manusia dihasilkan oleh hubungan dari beberapa proses –biologis , kognitif, dan sosial- emosi.
 Keberadaan kita perlu dipikirkan mengenai warisan genetik dan dasar biologis, pengalaman lingkungan dan dasar biologis bekerja bersamaan untuk membentuk kita yang sekarang ini. Laporan kita mengenai awal biologis kehidupan berfokus pada evolusi, dasar genetik, tantangan dan pilihan tentang reproduksi, serta interaksi hereditas dan lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pandangan evolusioner?
2.      Bagaimana dasar genetik?
3.      Bagaimana tantangan dan pilihan reproduktif?
4.      Apa dabat nature- nuture?
5.      Bagaimana implikasinya pada stimulasi perkembangan?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diuraikan tujuan penulisan makalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui penjelasan tentang pandangan evolusioner.
2.      Untuk mengetahui penjelasan tentang dasar genetik.
3.      Untuk mengetahui penjelasan tentang tantangan dan pilihan reproduktif.
4.      Untuk mengetahui penjelasan tentang dabat nature- nuture.
5.      Untuk mengetahui penjelasan tentang implikasi pada stimulasi perkembangan.

1.4. Manfaat

Manfaat makalah ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi orang lain atau pembacanya guna lebih mengetahui tentang perkembangan awal biologis.

2.2. Dasar Genetik



 PEMBAHASAN


2.1. Pandangan Evolusioner
Manusia merupakan pendatang yang relatif baru di bumi, saat nenek moyang kita meninggalkan hutan untuk makan dipadang rumput dan membentuk komunitas berburu dipadang yang terbuka, pikiran dan prilaku mereka berubah , dan mereka pada akhirnya membangun manusia menjadi spesies yang paling berhasil dan dominan di bumi. Evolusi merupakan proses yang sangat lambat, biasanya menghasilkan perubahan-perubahan menyolok hanya setelah beberapa generasi. Contoh : ngengat putih yang menyesuaikan diri dengan sempurna dengan pepohonan putih diwilayah tersebut, menjadikan sulit untuk diburu oeh burung-burung yang memakan mereka. Diantara ngengat- ngengat itu ada yang berwarna lebih gelap ( hasil dari mutasi genetik), yang bisa dideteksi dengan mudah oleh predatornya. Akibatnya, hanya beberapa ngengat gelap saja yang berhasil bertahan hidup dan bereproduksi. Namun seiring berkembangnya industrialisasi, asap pabrik, batubara sehingga menghitamkan pepohonan yang semula berwarna putih, membuat ngengat putih jadi mangsa empuk para predatornya. Sekarang ngengat gelaplah memiliki kesempatan lebih baik untuk bertahan hidup cukup lama sehingga dapat bereproduksi lebih baik, dan populasi meningkat.
Charles Darwin berkeling dunia mengamati banyak spesies hewan yang berbeda- beda dalam lingkungan alam yang berbeda. Satu tahun kemudian Darwin menerbitkan karyanya , The Origin of Species Seleksi   menyatakan bahwa sebagian besar organisme bereproduksi dengan cepat sehingga akan menyebabkan peningkatan yang luar biasa pada populasi sebagian besar spesies dan berkurang populasinya tetap mendekati kostan. Darwin percaya bahwa orang-orang yang berjuang mempertahankan hidup ini beradaptasi lebih baik dengan dunianya dibandingkan dengan mereka yang tidak berjuang.
Seleksi alam adalah merupakan proses evolusioner yang memilih individu dari sebuah spesies yang paling mampu beradaptasi untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Organisme yang memiliki karakteristik sesuai kondisi alam akan lebih dapat beradaptasi untuk bertahan hidup. Individu yang paling dapat berdaptasi bertahan hidup untuk meninggalkan keturunan paling banyak. Mereka yang dapat bertahan hidup dan bereproduksi meneruskan karakteristik mereka pada generasi berikutnya.

Seluruh organisme harus beradaptasi terhadap tempat, iklim, sumber makanan, dan cara hidup tertentu.  Sebagai contoh: elang agar mudah menagkap mangsanya dengan kuku tajamnya. Prilaku adaptif merupakan prilaku untuk meningkatkan ketahanan hidup suatu organisme dalam habitatnya (Cosmides, 2003). Contoh : Adaptasi berdasarkan evolusi pada manusia kecenderungan wanita hamil wanita hamil menghindari makana yang mengandung toksin seperti kopi yang akan membahayakan janin. Tingkah laku sosial dan rasio menurut Darwin merupakan kemampuan bertahan hidup dan mewariskan keunggulannya pada generasi berikutnya.
 Psikologi revolusioner menekankan pada pentingnaya adaptasi, reproduksi, dan  survival of the fittest  yaitu kemampuan untuk bertahan hidup dan mewariskan keunggulanya pada generasi berikutnya. Menurut pandangan ini, proses evolusioner dari seleksi alam telah memilih prilaku yang meningkatkan keberhasilan reproduksi manusia, yaitu kemampuan untuk meneruskan gen pada generasi berikutnya. David brussn (1995,2000, 2004) percaya bahwa saat evolusi membentuk ciri- ciri fisik kita, seperti bentuk tubuh dan tinggi badan, evolusi juga secara merata mempengaruhi bagaimana kita membuat keputusan, seberapa agresifnya diri kita, ketakuatan kita, dan pola pasangan kita. Contoh : nenek moyang kita pemburu dan pengumpul makanan dipadang terbuka dan laki-laki hampir seluruhnya melakukan tindakan berburu sedangkan perempuan tinggal didekat rumah untuk mengumpulkan biji-bijian dan tanaman untuk dimakan. Jika berpergian agak jauh dari rumah dan menemukan hewan buruan, tidak hanya memerlukan sifat fisik tetapi juga kemampuan spasial. Laki- laki yang terlahir dengan sifat- sifat ini akan lebih memungkinkan bertahan hidup dibandingkan yang tidak memiliki  sifat- sifat ini, untuk membawa pulang banyak makanan, dan dianggap menarik  dan bereproduksi dan meneruskan karakteristik ini pada anak- anak mereka.
Ide ide yang ditawarkan oleh psikolog perkembangan evolusioner (Bjorklund dan Pellegrini. 2002, hlm. 336-340).
1.      Manusia membutuhkan waktu lebih lama untuk matang secara reproduktif daripada mamalia lainya. Selama itu, manusia mengembangkan otak menjadi besar dan mengembangkan pengalamanya dan mempelajari kompleksitas kumunitas sosial manusia.
2.      Banyak aspek dari masa kanak-kanak berfungsi sebagai persiapan bagi masa dewasa dan dipilih melalui evolusi.
3.      Beberapa karakteristik masa kanak-kanak dipilih karena karakteristik tersebut adaptif pada titik tertentudalam perkembangan.
4.      Banyak mekanisme psikologis yang berevolusi bersifat domain-spesific.Dalam pandangan ini, pikiran bukan alat serba guna yang dapat diterapkan secara adil pada berbagai macam masalah.
5.      Mekanisme yang berevolusi tidak selalu adaptif dalam masyarakat kontenporer.

Kritik terhadap psikologi evolusioner
-          Albert Bandura (1998), dalam teori sosial kognitifnya, mengakui pengaruh pentingnya pada adaptasi manusia. Namun menolak tentang evolusionisme yang memihak yaitu yang melihat prilaku sosial sebagai produk biologi yang telah berevolusi, menurutnya kondisi lingkungan dan biologis saling mempengaruhi satu sama lain, evolusi memberikan struktur tubuh dan potensi biologis, namun tidak menetukan prilaku.
2.2 Dasar Genetik
Sel seks pria dan wanita  adalah sama dalam arti bahwa keduanya mengandung kromosom. Setia Sel seks yang matang mempunyai 23 kromosom, dan tiap kromosom mengandung gen yaitu pembawa keturunan.
1.      DNA dan Gen Kolaboratif
Nucleus dari setiap sel manusia berisi kromosom yang merupakan sruktur seperti benang yang tersusun oleh deoxyribonucleic acid atau DNA. DNA adalah molekul kompleks yang memiliki bentuk spiral ganda, seperti tangga spiral, dan berisi informasi genetic.
Gen mengarahkan sel untuk memproduksi diri sendiri dan untuk merakit protein, secara bergantian, merupakan balok-balok bangunan sel dan juga regulator yang mengatur proses tubuh.
2.      Gen dan Kromosom
Selain berkolaborasi gen juga bertahan. 3 cara gen bertahan:
1.      Mitosis
Merupakan repsroduksi sel dimana nucleus sel menggandakan diri dan dua sel baru terbentuk. Dua sel yang baru terbentuk berisi DNA yang sama seperti DNA sel orang tua, tersusun dalam 23 pasang kromosom yang sama.
2.      Meiosis
Proses pembelahan sel yang berbeda membentuk sel telur dan sel sperma(gamet).
3.      Pembuahan
Bergabungnya sel sperma dan sel telur membentuk sel tunggal adalah proses pembuahan.
        2.2.1 Sumber Keragaman
Mengkombinasi gen dari dua orang yang adalah ayah dan ibu. Meskipun demikian kromosom dalam zigot bukan merupakan duplikat persis ovarium ibu dan testis ayah. Selama pembentukan sperma dan sel telur dalam meiosis, anggota dari tiap pasang kromosom terpisah, tetapi menentukan kromosom mana dalam pasangan tersebut yang berjalan menuju gamet adalah masalah kebetulan.  Saat kromosom dari sel telur ibu dan sperma ayah, dibawah bersama ke dalam zigot, hasilnya adalah kombinasi gen yang benar-benar unik.
Dalam gen yang unik terdapat genotif dan fenotif. Genotip adalah susunan gen yang menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup yang bersifat tetap.
Fenotip adalah sifat yang tampak dalam individu dan dapat diamati dengan pancaindra, misalnya warna bunga, rambut keriting, badan kurus, dan sebagainya.
1.      Prinsip-Prinsi Genetik
a.       prinsip Gen Dominan Resesif
pengaruh salah satu gen yang lebih dominan ketimbang gen lainnya disebut gen resesif.
b.      Gen yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin (sex) individu merupakan unsure penting kedua yang terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin bergantung pada spermatozoon yang menyatu dengan ovum.
Dalam spermatozoon yang matang mengandung kromosom.
Telur yang matang selalu mengandung kromosom X. bila telur ini dibuahi spermatozoon pembawa kromosom X. bila telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom Y akan terjadi anak laki-laki, kalau dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom X maka akan terjadi anak perempuan.
c.       Kelekatan Genetik
Kelekatan genetic terjadi ketika gen dominan yang mempengaruhi akan diwarisi kepada anak.
d.      Warisan Poligenik.
Warisan poligenetik terjadi ketika banyak gen berinteraksi untuk mempengaruhi sebuah karakteristik.  Beberapa karekteristik psikologis merupakan hasil dari sebuah gen tunggal atau gen berpasangan.
2.      Abnormalitas yang Berhubungan dengan Kromosom dan Gen.
Abnormalistas kromosom terjadi  saat gamet dibentuk, sperma dan sel telur tidak mempunyai rangkaian normal 23 kromosom.

Beberapa jenis abnormal dapat dilihat dalam table.
Nama
Deskripsi
Perawatan
Frekuensi
Sindrom Down
Kromosom ekstra yang menyebabkan keterbelakangan ringan dan berat serta abnormalitas fisik.
Operasi, intervensi dini, stimulasi pada bayi, dan program belajar khusus.
1 dari 1900 kelahiran di usia 20
1 dari 300 kelahiran usia 35
1 dari 30 kelahiran di usia 45
Sindrom klinefelter
Sebuah kromosom X ekstra yang menyebabkan abnormalitas fisik.
Terapi hormone.
1 dari 800 pada laki-laki
Sindrom fragile X
Abnormalitas dalam kromosom X dapat menyebabkan keterbelakangan mental, gangguan belajar, atau rentang perhatian yang pendek.
Pendidikan khusus, terapi bicara, dan bahasa
Lebih umum pada laki-laki dibandingkan perempuan
Sindrom Turner
Kromosom X yang hilang pada perempuan dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan hambatan perkembangan seksual.
Terapi hormone pada masa kanak-kanak dan masa puber
1 dari 2500 kelahiran perempuan
Sindrom XYY
Kromosom Y ekstra dapay menyebabkan tinggi badan diatas rata-rata.
Tidak aqda perawatan khusus yang diperlukan.
1 dari 1000 kelahiran laki-laki.

3.      Abnormalitas Kromosom yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Setiap manusia baru yang lahir memiliki salah satu kromosom X atau Y. abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang paling utama adanya kromosom ekstra atau ketiadaan dua kromosom tersebut, X ataupun Y.

Berikut beberapa abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin:
Nama
Deskripsi
Perawatan
Frekuensi
Cystic fibrosis
Difungsi kelenjar yang menganggu cairan, pernafasan dan pencernaan terbatas, mengakibatkan rentang hidup pendek.
Melakukan terapi fisik dan oksigen, enzim sintesis dan antibiotic.
1 dalam 2000 kelahiran
Diabetes
Tubuh tidak menghasilkan cukup insulin, yang menyebakan metabolism gula yang abnormal.
Perawatan dengan insulin dan diet pola makan.
1 dalam 2500 kelahiran
Hemophilia
Penggumpalan darah yang tertunda menyebabkan pendarahan dalam dan luar.
Transfusi atau suntikan darah dapat menurunkan atau mencegah pendarahan dalam.
1 dalam 10000 laki-laki
Phenyketonuria
Gangguan metabolism yang jika dibiarkan dan tidak dirawat dapat menyebabkaqn gangguan mental.
Diet khusus untuk inteligensi dan memperpanjang kehidupan.
1 dalam 1400 kelahiran.
Sickle-cell anemia
Kandungan darah yang membatasi suplai oksigen, dapat menyebabkan pembesaran tulang dan gagal ginjal, jantungan.
Penisisilin, pengobatan rasa sakit, dan transfuse darah.
1 dalam 400 anak dalam asia -afrika
Spina bifida
Gangguan pembuluh saraf yang menyebabkan abnormalitas otak dan tulang belakang.
Operasi, terapi fisik, dan ortopedi
2 dalam 1000 kelahiran.
Penyakit tai sachs.
Deselerasi perkembangan mental dan fisik oleh penimbunan lemak dalam system saraf.
Pengobatan dan diet khusus.
1 dalam 30 yahudi – amerika  adalah pembawa

2.2.2        Menangani Abnormalitas Genetik
Kelainan gentik kadang diganti oleh gen atau kejadian perkembangan lain.  Menangani abnormalitas genetic dapat dilakukan berbagai upaya antara lain :
1.      Penanganan Gizi
2.      Pengobatan
3.      Konseling
4.      Pencegahan dini.

   2.3. Tantangan dan Pilihan Reproduktif
    3.1. Uji Diagnostik Prakelahiran
Ilmuan telah mengembangkan beberapa tes guna mengetahui perkembangan janin. Tes-tes tersebut meliputi ultrasound sonography, chorionic villi sampling, amniocentesis, dan maternal blood screening.
a.       Ultrasound Sonography
Ultrasound Sonography merupakan prosedur medis prakelahiran di mana gelombang suara berfrekuensi tinggi diarahkan pada perut wanita hamil. Prosedur pelaksanaan tes ultrasound sonography yaitu ibu hamil harus minum beberapa gelas air terlebih dahulu sebelum melakukan ultrasound scan. Kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim ibu hamil melewati panggul, sehingga dokter atau bidan dapat melihat bayi di dalam rahim dengan jelas. Dokter atau bidan akan mengoleskan krim tertentu pada perut ibu hamil dan menempelkan transducer pada kulit ibu hamil. Setelah itu bayi akan terlihat di layar. Tes ultrasound dapat dilakukan 7 minggu menuju kehamilan dan pada masa-masa selama kehamilan. Gema dari suara berfrekuensi tinggi diubah menjadi representasi visual dari struktur dalam janin. Teknik ini dapat mendeteksi sejumlah abnormalitas structural pada janin, seperti microencephaly, dapat melihat jenis kelamin bayi, dan mengetahui jumlah janin yang ada di dalam rahim.
b.      Chorionic Villi Sampling
Chorionic Villi Sampling merupakan prosedur medis yang dilakukan sebelum kelahiran di mana contoh kecil plasenta dipindahkan. Pelaksanaannya dapat melalui dinding perut ataupun lewat vagina. Sampel ditampung dalam media khusus, lalu dikirim ke laboratorium untuk diproses dan dianalisis kromosomnya. Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi cacat genetik dan abnormalitas kromosom (Jenkins dkk, 2004), dan dapat dilakukan pada minggu ke-8 dan minggu ke-11 usia kandungan.
c.       Amniocentesis
Amniocentesis merupakan prosedur medis prakelahiran yang dilakukan dengan mengambil sampel cairan amniotic yang diambil dengan menggunakan alat suntik untuk mengetahui ada tidaknya kelainan kromosom atau metabolisme pada janin (Ramsey dkk, 2004). Pengambilan cairan amnion dilakukan dengan cara menusukkan jarum melewati rongga perut sehingga dapat menembus kantong amnion, kemudian sampel dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan analisis kromosom. Amniocentesis dapat dilakukan antara minggu ke-8 dan minggu ke-11 kehamilan.
d.      Maternal Blood Screening
Maternal Blood Screening dilakukan selama minggu ke-16 hingga minggu ke-18 kehamilan. Tes ini dilakukan guna mengidentifikasi kehamilan yang memiliki risiko cacat lahir yang meningkat seperti spinal bifida, dan sindrom down.

1.2.Ketidaksuburan dan Teknologi Reproduktif
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat mempunyai keturunan. Faktor tersebut dapat terletak pada pihak wanita atau pria. Wanita mengalami ketidaksuburan dapat disebabkan karena tidak dapat berevolusi (melepaskan sel telur untuk dibuahi), mungkin meghasilkan sel telur yang abnormal, terhalangnya tuba fallopi, atau mungkin mempunyai penyakit yang mencegah implantasi embrio ke dalam rahim. Penyebab ketidaksuburan pada pria dapat dikarenakan terlalu sedikit memproduksi sperma, kurangnya motility pada sperma, atau terhalangnya jalan sperma.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memberikan solusi untuk mengatasi ketidaksuburan tersebut dengan teknik reproduksi berbantuan yang terdiri dari :
a.       In vitro fertilization (IVF), merupakan prosedur di mana telur dan sperma digabungkan dalam sebuah piring laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring laboratorium. Jika ada sel telur yang berhasil dibuahi, satu atau lebih embrio yang dihasilkan dipindahkan ke dalam rahim calon ibu.
b.      Gamete intrafallopian transfer (GIFT), merupakan prosedur di mana dokter memasukkan telur dan sperma secara langsung dengan bantuan alat ke dalam tuba fallopi calon ibu. Proses fertilisasi terjadi secara alami di tuba fallopi kemudian embrio menuju ke rahim.
c.       Zygote intrafallopian transfer (ZIFT), merupakan prosedur reproduksi berbantuan yang memiliki dua tahap. Pertama, telur dibuahi dalam laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring laboratorium dan hanya menghasilkan zigot tunggal. Kemudian kedua, zigot yang dihasilkan dipindahkan ke tuba fallopi dan akan menuju ke rahim. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
 
Tipe Reproduksi Berbantuan (IVF, GIFT dan ZIFT)


Gambar 3.1. Tipe Reproduksi Berbantuan (IVF, GIFT, dan ZIFT)
Persentase Angka Keberhasilan Tiga Tekni Reproduksi Dengan Peralatan Yang Berbeda


Grafik 3.1. Angka Keberhasilan Tiga Teknik Reproduksi Berbantuan
Dari grafik 3.1. dapat diketahui bahwa teknik IVF mempunyai persentase kelahiran yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sejauh ini teknik yang paling sering digunakan yaitu teknik in vitro fertilization.

           1.      Penelitian dalam Perkembangan Anak

NILAI PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL DIMASA REMAJA PADA ANAK DALAM 3 JENIS KELUARGA: PEMBUAHAN INVITRO, PEMBUAHAN NORMAL, DAN ADOPSI
                                            Grafik 3.2. Perkembangan Sosial-Emosional 
                                            Anak di Masa Remaja dalam 3 Jenis Keluarga: 
                                            Pembuahan In Vitro, Pembuahan Normal, 
                                            dan Adopsi.
Dari grafik 3.2. dapat diketahui bahwa dilihat dari prestasi sekolah anak adopsi lebih unggul, dalam pergaulan sebaya anak yang dilahirkan secara normal dan adopsi lebih unggul, sedangkan dalam kepercayaan diri anak yang dilahirkan secara normal lebih unggul.
                 1.3. Adopsi
Salah satu solusi yang dapat dipilih untuk pasangan yang ingin memiliki anak adalah dengan melakukan adopsi. Adopsi merupakan proses sosial dan hukum di mana hubungan orang tua-anak dibangun antara orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah. Setiap negara masing-masing memiliki aturan yang berbeda mengenai adopsi. Di Indonesia, tata cara adopsi anak telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yang dijelaskan lebih rinci dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 110 Tahun 2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.
Umur anak saat pengadopsian memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Anak yang diadopsi sangat dini mungkin memiliki hasil positif daripada anak yang diadopsi kemudian. Anak yang diadopsi sejak lahir memiliki kesulitan penyesuaian terkecil dibandingkan dengan anak yang diadopsi saat umur 10 tahun lebih bermasalah. Lain halnya dengan anak yang diadopsi saat remaja. Mereke sering menunjukkan lebih banyak menunjukkan masalah psikologis, terlebih jika orang tua yang mengadopsi memiliki pendidikan yang rendah.

Pengasuhan Anak Adopsi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perbedaan unur saat pengadopsian memiliki permasalahan yang berbeda-beda, sehingga mempunyai solusi yang berbeda-beda pula. Namun perlu disadari bahwa kunci pengasuhan anak adopsi tidak jauh dari pengasuhan anak kandung. Mendukung dan menyayangi, terlibat dan memantau perilaku dan keberadaan anak, menjadi komunikator yang baik, dan membantu anak untuk mengembangkan kontrol diri merupakan pengasuhan yang dapat diterapkan untuk anak adopsi.
Namun demikian terdapat situasi yang unik yang anak dihadapi oleh orang tua adopsi, yaitu pengenalan perbedaan dalam kehidupan keluarga adopsi, mengkomunikasikan tentang perbedaan, menunjukkan rasa hormat (menjalin silaturahmi)pada orang tua kandung, dan membantu mencari jati diri dan identitas anak.
Terdapat tantangan yang dihadapi orang tua saat anak adopsi berada dalam titik perkembangan yang berbeda-beda yaitu:
1)      Masa Bayi. Orang tua kadang mengalami kesulitan bagaimana menjalin kelekatan pada anak adopsi yang masih bayi, untuk itu yayasan atau konselor adopsi yang kompeten dapat membantu calon orang tua adopsi dalam membangun kelekatan, mengembangkan harapan yang realistis, khususnya jika anak yang akan diadopsi memiliki kebutuhan khusus.
2)      Masa Kanak-Kanak Awal. Pada umur ini banyak anak-anak mulai menanyakan dari mana mereka berasal. Untuk mengatasi itu, orang tua perlu membicarakan dengan anak mengenai adopsi. Sekitar umur 4 hingga 6 tahun merupakan waktu yang tepat untuk mulai membicarakan mengenai status adopsi mereka secara sederhana dan mudah dimengerti oleh anak.
3)      Masa Kanak-Kanak Tangah dan Akhir. Pada masa ini anak mulai mengekspresikan keingintahuannya mengenai asal-usulnya. Anak dapat menjadi tidak yakin tentang status adopsinya dan cenderung meminta penjelasan kepada orang tua adopsi. Orang tua adopsi hendaknya memberikan pengertian kepada anak bahwa ketidakpastian (status adopsi) adalah normal.
4)      Masa Remaja. Setelah anak menginjak remaja pola pikir anak lebih berkembang. Anak lebih terfokus untuk memikirkan identitas mereka. Mereka akan merefleksikan status adopsi mereka dengan cara yang lebih kompleks. Orang tua adopsi perlu menyadari kompleksitas tersebut dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.

2.4 Interaksi Hereditas dan Lingkungan: Debat Nature –Nuture.
2.4.1 Genetika Perilaku
Bidang yang mencoba menemukan pengaruh hereditas dan lingkungan pada perbedaan individual dalam sifat dan perkembangan manusia. Dalam genetika prilaku akan melihat setiap orang berbeda gen, lingkungan atau kombinasi keduanya.
Pembelajaran tentang genetika perilaku para ahli genetika memakai studi kembar. Kemiripan perilaku kembar identik dan kembar fraternal. 
Kembar identik  ( disebut kembar  monozigotik ) berkembang dari sebuah sel telur tunggal yang dibuahi yang membelah menjadi dua replica yang identik secara genetic, masing-masin g menjadi satu orang.
Kembar Fraternal (disebut kembar dizigotik) berkembang dari sel telur dan sperma yang terpisah, membuat mereka secara genetic tidak lebih mirip daripada saudara kandung. Orang dapat menenkan kemiripan kembar identik lebih dari kembar fraternal, dan kembar identik dapat mempresepsikan diri mereka sendiri sebagai suatu “set” dan bermain bersama lebih dari yang dilakukan kembar fraternal.  Sehingga pengaruh lingkungan pada kemiripan yang diamati antara kembar identik dan fraternal dapat sangat signifikan.
Peneliti juga meneliti pada anak adopsi, melihat  karakteristik perilaku dan psikologis dari anak adopsi apakah mengikuti orang tua asuh (lingkungan anak tumbuh) atau orang tua bilogis.
2.4.2 Korelasi Hereditas – Lingkungan
Ahli genetika dalam penelitian menggambarkan ada 3 (tiga) cara hereditas dan lingkungan berinteraksi :
1.      Korelasi Genotip Pasif- Lingkungan
Orang tua memberikan lingkungan yang mendidik pada anak sesuai dengan lingkungan orang tua.
Misalnya ayah atau ibunya mempunyai bakat atau keterampilan dalam menyanyi dan anak juga dibiasakan dengan lingkungan ayah atau ibu.
2.      Korelasi Genotip Evokatif – Lingkungan
Korelasi ini terjadi karena karakteristik anak merangsang jenis-jenis lingkungan tertentu.
Misalnya anak yang selalu tersenyum membuat reaksi bersahabat dari orang lain.
3.      Korelasi Genotip – Lingkungan Aktif.
Aqnak memilih lingkungan yang sesuai yang mereka piker dapat memberikan rangsangan kepada perkembangan mereka.
Misalnya anak menyukai kegiatan bermain bola di lapangan.

2.4.3        Pengalaman Lingkungan yang Terbagi dan Tidak Terbagi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan. genetik yang berbeda dan lingkungan yang berbeda akan menghasilkan perilaku manusia yang berbeda pula. Untuk memahami peran lingkungan dalam perbedaan perkembangan perilaku manusia, kita harus mempertimbangkan antara lingkungan yang terbagi dan lingkungan tidak terbagi.
Pengalaman lingkungan yang terbagi adalah pengalaman saudara kandung yang umum, seperti kepribadian atau orientasi intelektual orang tua, status social-ekonomi keluarga, dan lingkungan di mana mereka tinggal, sedangkan pengalaman lingkungan yang tidak terbagi merupakan pengalaman unik anak baik dalam maupun di luar keluarga, yang tidak dibagi dengan saudara kandung maupun anggota keluarga lainnya.
1.    Pandangan Epigenetik
Pandangan epigenetic merujuk pada perkembangan yang merupakan akibat dari perubahan dua arah antara hereditas dan lingkungan yang terus menerus. Misalya, seorang bayi mewarisi gen dari kedua orang tuanya pada saat pembuahan. Selama perkembangan prakelahiran, toksin, makanan, dan stress dapat mempengaruhi beberapa gen untuk berhenti berfungsi, sedangkan yang lain lebih kuat atau lebih lemah. Selama masa bayi, pengalaman lingkungan seperti toksin, makanan, stress, pembelajaran dan dukungan terus memperbarui aktivitas genetik.
2.        Kesimpulan Mengenai Interaksi Hereditas
Hereditas dan lingkungan bekerjasama atau berkolaborasi untuk mengembangkan kepribadian manusia baik secara fisik maupun mental. Pengaruh lingkungan berkisar dari hal-hal yang bersifat nurture, seperti pengasuhan, dinamika keluarga, sekolah, dan kualitas lingkungan sekitar, hingga keterlibatan biologis, seperti virus, komplikasi kelahiran, dan bahkan peristiwa biologis di dalam sel.

2.5       Implikasi Pada Stimulasi Perkembangan
a.       Psikologi evolusioner menekankan pada pentingnya adaptasi, reproduksi , kemampuan untuk bertahan hidup dan melahirkan banyak keturunan dalam bentuk prilku. Maka dari itu manusia perlu beradaptasi dengan lingkungan mereka tinggal, bereproduksi  untuk mempertahankan karakteristik mereka dan melahirkan keturunan yang banyak.
b.      Manusia akan mengalami perkembangan yang merupakan perubahan yang dimanis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang
siklus kehidupan manusia. Oleh sebab itu tugas yang harus dilakukan seseorang dalam masa tertentu sesuai dengan norma masyarakat dan norma kebudayaan, jika bayi berhasil maka masa kanak- kanak berhasil dan akhirnya bahagia.
d.      Anak adalah merupakan kombinasi gen yang unik dari ayah dan ibu.
e.        Dalam dasar genetik anak bisa saja mengalami abnormalitas untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mempertahankan keturuanan.
-                      Kesehatan oragan reproduksi.
-                      Konsumsi makanan bergizi.
-                      Usia pernikahan jangan terlalu muda 20 – 35 tahun.
f.       Uji diagnostic prakelahiran dilakukan guna mengetahui perkembangan bayi saat masih dalam kandungan. Untuk itu calon ibu disarankan untuk melakukan uji diagnostic selama mengandung untuk mengetahui apakah janin dalam kandungan mengalami gangguan atau tidak.
g.      Pasangan suami istri yang mengalami kesulitan dalam memperoleh keturunan dapat terjadi akibat karena kurangnya nutrisi dalam tubuh sehingga mengurangi kualitas dan jumlah sel sperma maupun sel telur. Untuk menangani hal tersebut, mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi dan dapat merangsang produksi sel sperma dan sel telur sangat dianjurkan.
h.      Pasangan suami istri yang mengalami masalah ketidaksuburan dapat melakukan salah satu dari 3 teknik reprodksi berbantuan, yaitu In vitro fertilization (IVF), Gamete  Intrafallopian Transfer (GIFT),  atau Zygote Intrafallopian Transfer (ZIFT) dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan untuk memilih salah satu yang terbaik yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan suami-istri dan kesepakatan antara suami istri dan dokter kandungan. Selain itu apabila dalam pelaksanaan teknik reproduksi berbantuan tersebut melibatkan orang lain (misalnya membutuhkan donor sel telur atau sperma) hendaknya dibicarakan secara matang dan bijaksana, karena terdapat perbedaan pandangan baik secara moral maupun agama.
i.        Suami istri yang sudah didiagnosis tidak dapat memiliki keturunan, mengadopsi anak dapat menjadi pilihan yang tepat. Dalam mengadopsi anak ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu tidak mengesampingkan hak dan kewajiban anak adopsi, orang tua adopsi, dan orang tua kandung dari anak adopsi serta harus sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku. Misalnya di Indonesia, tata cara adopsi anak telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yang dijelaskan lebih rinci dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 110 Tahun 2009 tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.
j.        Lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Menciptakan lingkungan yang positif, menyenangkan, dan bersahabat bagi anak akan memberikan efek positif terhadap anak, namun sebaliknya kondisi lingkungan yang tidak menyenangkan, bersifat negatif akan memberikan dampak negatif pada anak.

KESIMPULAN


1.      Psikologi evolusioner menekankan pada pentingnya adaptasi, reproduksi,  melahirkan dan mewariskan keunggulannya pada generasi berikutnya dalam membentuk prilaku.
2.      Perkembangan merupakan pola perubahan yang dinamis bersifat progresif dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi dari kematangan dan pengalaman.
3.      Dasar genetik................................................
4.      Tantangan dan pilihan reproduksi
     Uji diagnostik Prakelahiran dapat dilakukan melalui tes meliputi ultrasound sonography, chorionic villi sampling, amniocentesis, dan maternal blood screening
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah memberikan solusi untuk mengatasi ketidaksuburan dengan teknik reproduksi  yang terdiri dari :
a.      In vitro fertilization (IVF), merupakan prosedur di mana telur dan sperma digabungkan dalam sebuah piring laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring laboratorium. Jika ada sel telur yang berhasil dibuahi, satu atau lebih embrio yang dihasilkan dipindahkan ke dalam rahim calon ibu.
b.      Gamete intrafallopian transfer (GIFT), merupakan prosedur di mana dokter memasukkan telur dan sperma secara langsung dengan bantuan alat ke dalam tuba fallopi calon ibu. Proses fertilisasi terjadi secara alami di tuba fallopi kemudian embrio menuju ke rahim.
c.         Zygote intrafallopian transfer (ZIFT), merupakan prosedur reproduksi berbantuan yang memiliki dua tahap. Pertama, telur dibuahi dalam laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring laboratorium dan hanya menghasilkan zigot tunggal. Kemudian kedua, zigot yang dihasilkan dipindahkan ke tuba fallopi dan akan menuju ke rahim

Salah satu solusi yang dapat dipilih untuk pasangan yang ingin memiliki anak adalah dengan melakukan adopsi.
5.      Dabat nature- nuture


DAFTAR PUSTAKA

John W. Santrock. (2007). Child Development, elevent edition ( Terjemahan Bahasa Indonesia). Jakarta. Erlangga.
William Crain. (2007). Theories of Development, Concep and Applications, Third Edition  (Terjemahan Bahasa Indonesia ). Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

www.republika.com , diakses 19 September 2015

RAMADHAN PRODUKTIF DI KAMPUS

RAMADHAN PRODUKTIF DI KAMPUS, Cerita Kegiatan Bulan Ramadhan di Kampus Uny Saipuddin Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ...