AWAL BIOLOGIS
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan (development) merupakan pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan,
yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan
pertumbuhan, meskipun juga melibatkan penuaan. Perkembangan juga merupakan pola
gerakan atau perubahan secara dinamis bersifat progresif
Pola perkembangan
manusia dihasilkan oleh hubungan dari beberapa proses –biologis , kognitif, dan
sosial- emosi.
Keberadaan kita perlu dipikirkan mengenai
warisan genetik dan dasar biologis, pengalaman lingkungan dan dasar biologis
bekerja bersamaan untuk membentuk kita yang sekarang ini. Laporan kita mengenai
awal biologis kehidupan berfokus pada evolusi, dasar genetik, tantangan dan
pilihan tentang reproduksi, serta interaksi hereditas dan lingkungan.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pandangan evolusioner?
2. Bagaimana
dasar genetik?
3. Bagaimana
tantangan dan pilihan reproduktif?
4. Apa
dabat nature- nuture?
5. Bagaimana
implikasinya pada stimulasi perkembangan?
1.3.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas, dapat diuraikan tujuan penulisan makalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui penjelasan tentang pandangan evolusioner.
2. Untuk
mengetahui penjelasan tentang dasar genetik.
3. Untuk
mengetahui penjelasan tentang tantangan dan pilihan reproduktif.
4. Untuk
mengetahui penjelasan tentang dabat nature- nuture.
5. Untuk
mengetahui penjelasan tentang implikasi pada stimulasi perkembangan.
1.4.
Manfaat
Manfaat
makalah ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi orang lain atau
pembacanya guna lebih mengetahui tentang perkembangan awal biologis.
2.2.
Dasar Genetik
PEMBAHASAN
2.1. Pandangan Evolusioner
Manusia merupakan
pendatang yang relatif baru di bumi, saat nenek moyang kita meninggalkan hutan
untuk makan dipadang rumput dan membentuk komunitas berburu dipadang yang
terbuka, pikiran dan prilaku mereka berubah , dan mereka pada akhirnya
membangun manusia menjadi spesies yang paling berhasil dan dominan di bumi.
Evolusi merupakan proses yang sangat lambat, biasanya menghasilkan
perubahan-perubahan menyolok hanya setelah beberapa generasi. Contoh : ngengat
putih yang menyesuaikan diri dengan sempurna dengan pepohonan putih diwilayah
tersebut, menjadikan sulit untuk diburu oeh burung-burung yang memakan mereka.
Diantara ngengat- ngengat itu ada yang berwarna lebih gelap ( hasil dari mutasi
genetik), yang bisa dideteksi dengan mudah oleh predatornya. Akibatnya, hanya
beberapa ngengat gelap saja yang berhasil bertahan hidup dan bereproduksi.
Namun seiring berkembangnya industrialisasi, asap pabrik, batubara sehingga
menghitamkan pepohonan yang semula berwarna putih, membuat ngengat putih jadi
mangsa empuk para predatornya. Sekarang ngengat gelaplah memiliki kesempatan
lebih baik untuk bertahan hidup cukup lama sehingga dapat bereproduksi lebih
baik, dan populasi meningkat.
Charles Darwin
berkeling dunia mengamati banyak spesies hewan yang berbeda- beda dalam
lingkungan alam yang berbeda. Satu tahun kemudian Darwin menerbitkan karyanya ,
The Origin of Species Seleksi menyatakan bahwa sebagian besar organisme
bereproduksi dengan cepat sehingga akan menyebabkan peningkatan yang luar biasa
pada populasi sebagian besar spesies dan berkurang populasinya tetap mendekati
kostan. Darwin percaya bahwa orang-orang yang berjuang mempertahankan hidup ini
beradaptasi lebih baik dengan dunianya dibandingkan dengan mereka yang tidak
berjuang.
Seleksi alam adalah
merupakan proses evolusioner yang memilih individu dari sebuah spesies yang
paling mampu beradaptasi untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Organisme yang
memiliki karakteristik sesuai kondisi alam akan lebih dapat beradaptasi untuk
bertahan hidup. Individu yang paling dapat berdaptasi bertahan hidup untuk
meninggalkan keturunan paling banyak. Mereka yang dapat bertahan hidup dan
bereproduksi meneruskan karakteristik mereka pada generasi berikutnya.
Seluruh organisme harus
beradaptasi terhadap tempat, iklim, sumber makanan, dan cara hidup tertentu. Sebagai contoh: elang agar mudah menagkap
mangsanya dengan kuku tajamnya. Prilaku adaptif merupakan prilaku untuk
meningkatkan ketahanan hidup suatu organisme dalam habitatnya (Cosmides, 2003).
Contoh : Adaptasi berdasarkan evolusi pada manusia kecenderungan wanita hamil
wanita hamil menghindari makana yang mengandung toksin seperti kopi yang akan
membahayakan janin. Tingkah laku sosial dan rasio menurut Darwin merupakan
kemampuan bertahan hidup dan mewariskan keunggulannya pada generasi berikutnya.
Psikologi revolusioner menekankan pada
pentingnaya adaptasi, reproduksi, dan survival of the fittest yaitu kemampuan untuk bertahan hidup dan
mewariskan keunggulanya pada generasi berikutnya. Menurut pandangan ini, proses
evolusioner dari seleksi alam telah memilih prilaku yang meningkatkan
keberhasilan reproduksi manusia, yaitu kemampuan untuk meneruskan gen pada
generasi berikutnya. David brussn (1995,2000, 2004) percaya bahwa saat evolusi
membentuk ciri- ciri fisik kita, seperti bentuk tubuh dan tinggi badan, evolusi
juga secara merata mempengaruhi bagaimana kita membuat keputusan, seberapa
agresifnya diri kita, ketakuatan kita, dan pola pasangan kita. Contoh : nenek
moyang kita pemburu dan pengumpul makanan dipadang terbuka dan laki-laki hampir
seluruhnya melakukan tindakan berburu sedangkan perempuan tinggal didekat rumah
untuk mengumpulkan biji-bijian dan tanaman untuk dimakan. Jika berpergian agak
jauh dari rumah dan menemukan hewan buruan, tidak hanya memerlukan sifat fisik
tetapi juga kemampuan spasial. Laki- laki yang terlahir dengan sifat- sifat ini
akan lebih memungkinkan bertahan hidup dibandingkan yang tidak memiliki sifat- sifat ini, untuk membawa pulang banyak
makanan, dan dianggap menarik dan
bereproduksi dan meneruskan karakteristik ini pada anak- anak mereka.
Ide ide yang ditawarkan
oleh psikolog perkembangan evolusioner (Bjorklund dan Pellegrini. 2002, hlm.
336-340).
1. Manusia
membutuhkan waktu lebih lama untuk matang secara reproduktif daripada mamalia
lainya. Selama itu, manusia mengembangkan otak menjadi besar dan mengembangkan
pengalamanya dan mempelajari kompleksitas kumunitas sosial manusia.
2. Banyak
aspek dari masa kanak-kanak berfungsi sebagai persiapan bagi masa dewasa dan
dipilih melalui evolusi.
3. Beberapa
karakteristik masa kanak-kanak dipilih karena karakteristik tersebut adaptif
pada titik tertentudalam perkembangan.
4. Banyak
mekanisme psikologis yang berevolusi bersifat domain-spesific.Dalam pandangan
ini, pikiran bukan alat serba guna yang dapat diterapkan secara adil pada
berbagai macam masalah.
5. Mekanisme
yang berevolusi tidak selalu adaptif dalam masyarakat kontenporer.
Kritik terhadap psikologi evolusioner
-
Albert Bandura (1998), dalam teori
sosial kognitifnya, mengakui pengaruh pentingnya pada adaptasi manusia. Namun
menolak tentang evolusionisme yang memihak yaitu yang melihat prilaku sosial
sebagai produk biologi yang telah berevolusi, menurutnya kondisi lingkungan dan
biologis saling mempengaruhi satu sama lain, evolusi memberikan struktur tubuh
dan potensi biologis, namun tidak menetukan prilaku.
2.2
Dasar Genetik
Sel
seks pria dan wanita adalah sama dalam
arti bahwa keduanya mengandung kromosom. Setia Sel seks yang matang mempunyai
23 kromosom, dan tiap kromosom mengandung gen yaitu pembawa keturunan.
1. DNA
dan Gen Kolaboratif
Nucleus dari setiap sel manusia
berisi kromosom yang merupakan sruktur seperti benang yang tersusun oleh
deoxyribonucleic acid atau DNA. DNA adalah molekul kompleks yang memiliki
bentuk spiral ganda, seperti tangga spiral, dan berisi informasi genetic.
Gen mengarahkan sel untuk
memproduksi diri sendiri dan untuk merakit protein, secara bergantian,
merupakan balok-balok bangunan sel dan juga regulator yang mengatur proses
tubuh.
2. Gen
dan Kromosom
Selain berkolaborasi gen juga
bertahan. 3 cara gen bertahan:
1. Mitosis
Merupakan
repsroduksi sel dimana nucleus sel menggandakan diri dan dua sel baru
terbentuk. Dua sel yang baru terbentuk berisi DNA yang sama seperti DNA sel
orang tua, tersusun dalam 23 pasang kromosom yang sama.
2. Meiosis
Proses
pembelahan sel yang berbeda membentuk sel telur dan sel sperma(gamet).
3. Pembuahan
Bergabungnya
sel sperma dan sel telur membentuk sel tunggal adalah proses pembuahan.
2.2.1 Sumber Keragaman
Mengkombinasi
gen dari dua orang yang adalah ayah dan ibu. Meskipun demikian kromosom dalam
zigot bukan merupakan duplikat persis ovarium ibu dan testis ayah. Selama
pembentukan sperma dan sel telur dalam meiosis, anggota dari tiap pasang
kromosom terpisah, tetapi menentukan kromosom mana dalam pasangan tersebut yang
berjalan menuju gamet adalah masalah kebetulan.
Saat kromosom dari sel telur ibu dan sperma ayah, dibawah bersama ke
dalam zigot, hasilnya adalah kombinasi gen yang benar-benar unik.
Dalam
gen yang unik terdapat genotif dan fenotif. Genotip adalah susunan gen yang
menentukan sifat dasar suatu makhluk hidup yang bersifat tetap.
Fenotip
adalah sifat yang tampak dalam individu dan dapat diamati dengan pancaindra,
misalnya warna bunga, rambut keriting, badan kurus, dan sebagainya.
1. Prinsip-Prinsi
Genetik
a. prinsip
Gen Dominan Resesif
pengaruh
salah satu gen yang lebih dominan ketimbang gen lainnya disebut gen resesif.
b. Gen
yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Penentuan
jenis kelamin (sex) individu merupakan unsure penting kedua yang terjadi pada
saat pembuahan. Jenis kelamin bergantung pada spermatozoon yang menyatu dengan
ovum.
Dalam
spermatozoon yang matang mengandung kromosom.
Telur
yang matang selalu mengandung kromosom X. bila telur ini dibuahi spermatozoon
pembawa kromosom X. bila telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom Y
akan terjadi anak laki-laki, kalau dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom X
maka akan terjadi anak perempuan.
c. Kelekatan
Genetik
Kelekatan
genetic terjadi ketika gen dominan yang mempengaruhi akan diwarisi kepada anak.
d. Warisan
Poligenik.
Warisan
poligenetik terjadi ketika banyak gen berinteraksi untuk mempengaruhi sebuah
karakteristik. Beberapa karekteristik
psikologis merupakan hasil dari sebuah gen tunggal atau gen berpasangan.
2. Abnormalitas
yang Berhubungan dengan Kromosom dan Gen.
Abnormalistas
kromosom terjadi saat gamet dibentuk,
sperma dan sel telur tidak mempunyai rangkaian normal 23 kromosom.
Beberapa
jenis abnormal dapat dilihat dalam table.
Nama
|
Deskripsi
|
Perawatan
|
Frekuensi
|
Sindrom
Down
|
Kromosom
ekstra yang menyebabkan keterbelakangan ringan dan berat serta abnormalitas
fisik.
|
Operasi,
intervensi dini, stimulasi pada bayi, dan program belajar khusus.
|
1 dari
1900 kelahiran di usia 20
1 dari
300 kelahiran usia 35
1 dari
30 kelahiran di usia 45
|
Sindrom
klinefelter
|
Sebuah
kromosom X ekstra yang menyebabkan abnormalitas fisik.
|
Terapi
hormone.
|
1 dari
800 pada laki-laki
|
Sindrom
fragile X
|
Abnormalitas
dalam kromosom X dapat menyebabkan keterbelakangan mental, gangguan belajar,
atau rentang perhatian yang pendek.
|
Pendidikan
khusus, terapi bicara, dan bahasa
|
Lebih
umum pada laki-laki dibandingkan perempuan
|
Sindrom
Turner
|
Kromosom
X yang hilang pada perempuan dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan
hambatan perkembangan seksual.
|
Terapi
hormone pada masa kanak-kanak dan masa puber
|
1 dari
2500 kelahiran perempuan
|
Sindrom
XYY
|
Kromosom
Y ekstra dapay menyebabkan tinggi badan diatas rata-rata.
|
Tidak
aqda perawatan khusus yang diperlukan.
|
1 dari
1000 kelahiran laki-laki.
|
3. Abnormalitas
Kromosom yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Setiap
manusia baru yang lahir memiliki salah satu kromosom X atau Y. abnormalitas
kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang paling utama adanya
kromosom ekstra atau ketiadaan dua kromosom tersebut, X ataupun Y.
Berikut
beberapa abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin:
Nama
|
Deskripsi
|
Perawatan
|
Frekuensi
|
Cystic fibrosis
|
Difungsi
kelenjar yang menganggu cairan, pernafasan dan pencernaan terbatas,
mengakibatkan rentang hidup pendek.
|
Melakukan
terapi fisik dan oksigen, enzim sintesis dan antibiotic.
|
1 dalam
2000 kelahiran
|
Diabetes
|
Tubuh
tidak menghasilkan cukup insulin, yang menyebakan metabolism gula yang
abnormal.
|
Perawatan
dengan insulin dan diet pola makan.
|
1 dalam
2500 kelahiran
|
Hemophilia
|
Penggumpalan
darah yang tertunda menyebabkan pendarahan dalam dan luar.
|
Transfusi
atau suntikan darah dapat menurunkan atau mencegah pendarahan dalam.
|
1 dalam
10000 laki-laki
|
Phenyketonuria
|
Gangguan
metabolism yang jika dibiarkan dan tidak dirawat dapat menyebabkaqn gangguan
mental.
|
Diet
khusus untuk inteligensi dan memperpanjang kehidupan.
|
1 dalam
1400 kelahiran.
|
Sickle-cell
anemia
|
Kandungan
darah yang membatasi suplai oksigen, dapat menyebabkan pembesaran tulang dan
gagal ginjal, jantungan.
|
Penisisilin,
pengobatan rasa sakit, dan transfuse darah.
|
1 dalam
400 anak dalam asia -afrika
|
Spina
bifida
|
Gangguan
pembuluh saraf yang menyebabkan abnormalitas otak dan tulang belakang.
|
Operasi,
terapi fisik, dan ortopedi
|
2 dalam
1000 kelahiran.
|
Penyakit
tai sachs.
|
Deselerasi
perkembangan mental dan fisik oleh penimbunan lemak dalam system saraf.
|
Pengobatan
dan diet khusus.
|
1 dalam
30 yahudi – amerika adalah pembawa
|
2.2.2
Menangani Abnormalitas Genetik
Kelainan
gentik kadang diganti oleh gen atau kejadian perkembangan lain. Menangani abnormalitas genetic dapat
dilakukan berbagai upaya antara lain :
1. Penanganan
Gizi
2. Pengobatan
3. Konseling
4. Pencegahan
dini.
2.3. Tantangan dan Pilihan Reproduktif
3.1. Uji Diagnostik Prakelahiran
Ilmuan telah mengembangkan beberapa tes
guna mengetahui perkembangan janin. Tes-tes tersebut meliputi ultrasound sonography, chorionic villi sampling, amniocentesis, dan maternal blood screening.
a. Ultrasound Sonography
Ultrasound Sonography
merupakan prosedur medis prakelahiran di mana gelombang suara berfrekuensi
tinggi diarahkan pada perut wanita hamil. Prosedur pelaksanaan tes ultrasound sonography yaitu ibu hamil
harus minum beberapa gelas air terlebih dahulu sebelum melakukan ultrasound
scan. Kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim ibu hamil melewati panggul,
sehingga dokter atau bidan dapat melihat bayi di dalam rahim dengan jelas. Dokter
atau bidan akan mengoleskan krim tertentu pada perut ibu hamil dan menempelkan
transducer pada kulit ibu hamil. Setelah itu bayi akan terlihat di layar. Tes
ultrasound dapat dilakukan 7 minggu menuju kehamilan dan pada masa-masa selama
kehamilan. Gema dari suara berfrekuensi tinggi diubah menjadi representasi
visual dari struktur dalam janin. Teknik ini dapat mendeteksi sejumlah
abnormalitas structural pada janin, seperti microencephaly,
dapat melihat jenis kelamin bayi, dan mengetahui jumlah janin yang ada di dalam
rahim.
b. Chorionic Villi Sampling
Chorionic Villi Sampling
merupakan prosedur medis yang dilakukan sebelum kelahiran di mana contoh kecil
plasenta dipindahkan. Pelaksanaannya dapat melalui dinding perut ataupun lewat
vagina. Sampel ditampung dalam media khusus, lalu dikirim ke laboratorium untuk
diproses dan dianalisis kromosomnya. Tes ini dapat digunakan untuk mendeteksi
cacat genetik dan abnormalitas kromosom (Jenkins dkk, 2004), dan dapat
dilakukan pada minggu ke-8 dan minggu ke-11 usia kandungan.
c. Amniocentesis
Amniocentesis
merupakan prosedur medis prakelahiran yang dilakukan dengan mengambil sampel
cairan amniotic yang diambil dengan menggunakan alat suntik untuk mengetahui
ada tidaknya kelainan kromosom atau metabolisme pada janin (Ramsey dkk, 2004). Pengambilan
cairan amnion dilakukan dengan cara menusukkan jarum melewati rongga perut
sehingga dapat menembus kantong amnion, kemudian sampel dikirim ke laboratorium
untuk dilakukan pemeriksaan analisis kromosom. Amniocentesis dapat dilakukan antara minggu ke-8 dan minggu ke-11
kehamilan.
d. Maternal Blood Screening
Maternal
Blood Screening dilakukan selama minggu ke-16 hingga
minggu ke-18 kehamilan. Tes ini dilakukan guna mengidentifikasi kehamilan yang
memiliki risiko cacat lahir yang meningkat seperti spinal bifida, dan sindrom
down.
1.2.Ketidaksuburan
dan Teknologi Reproduktif
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
tidak dapat mempunyai keturunan. Faktor tersebut dapat terletak pada pihak
wanita atau pria. Wanita mengalami ketidaksuburan dapat disebabkan karena tidak
dapat berevolusi (melepaskan sel telur untuk dibuahi), mungkin meghasilkan sel
telur yang abnormal, terhalangnya tuba fallopi, atau mungkin mempunyai penyakit
yang mencegah implantasi embrio ke dalam rahim. Penyebab ketidaksuburan pada
pria dapat dikarenakan terlalu sedikit memproduksi sperma, kurangnya motility pada sperma, atau terhalangnya
jalan sperma.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah
memberikan solusi untuk mengatasi ketidaksuburan tersebut dengan teknik
reproduksi berbantuan yang terdiri dari :
a. In vitro fertilization
(IVF), merupakan prosedur di mana telur dan sperma digabungkan dalam sebuah
piring laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring laboratorium. Jika ada sel
telur yang berhasil dibuahi, satu atau lebih embrio yang dihasilkan dipindahkan
ke dalam rahim calon ibu.
b. Gamete intrafallopian transfer (GIFT),
merupakan prosedur di mana dokter memasukkan telur dan sperma secara langsung
dengan bantuan alat ke dalam tuba fallopi calon ibu. Proses fertilisasi terjadi
secara alami di tuba fallopi kemudian embrio menuju ke rahim.
c. Zygote intrafallopian transfer
(ZIFT), merupakan prosedur reproduksi berbantuan yang memiliki dua tahap.
Pertama, telur dibuahi dalam laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring
laboratorium dan hanya menghasilkan zigot tunggal. Kemudian kedua, zigot yang
dihasilkan dipindahkan ke tuba fallopi dan akan menuju ke rahim. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar
3.1. Tipe Reproduksi Berbantuan (IVF, GIFT, dan ZIFT)
Grafik
3.1. Angka Keberhasilan Tiga Teknik Reproduksi Berbantuan
Dari grafik 3.1. dapat diketahui bahwa
teknik IVF mempunyai persentase kelahiran yang paling tinggi dibandingkan
dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sejauh ini teknik yang paling sering
digunakan yaitu teknik in vitro
fertilization.
1.
Penelitian dalam Perkembangan Anak
Anak di Masa Remaja dalam 3 Jenis Keluarga:
Pembuahan In Vitro, Pembuahan Normal,
dan Adopsi.
Dari grafik 3.2. dapat diketahui bahwa
dilihat dari prestasi sekolah anak adopsi lebih unggul, dalam pergaulan sebaya
anak yang dilahirkan secara normal dan adopsi lebih unggul, sedangkan dalam
kepercayaan diri anak yang dilahirkan secara normal lebih unggul.
1.3.
Adopsi
Salah satu solusi yang dapat dipilih untuk pasangan
yang ingin memiliki anak adalah dengan melakukan adopsi. Adopsi merupakan
proses sosial dan hukum di mana hubungan orang tua-anak dibangun antara
orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah. Setiap negara masing-masing
memiliki aturan yang berbeda mengenai adopsi. Di Indonesia, tata cara adopsi
anak telah diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak yang didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yang
dijelaskan lebih rinci dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 110 Tahun 2009
tentang Persyaratan Pengangkatan Anak.
Umur anak saat pengadopsian memiliki permasalahan
yang berbeda-beda. Anak yang diadopsi sangat dini mungkin memiliki hasil
positif daripada anak yang diadopsi kemudian. Anak yang diadopsi sejak lahir
memiliki kesulitan penyesuaian terkecil dibandingkan dengan anak yang diadopsi
saat umur 10 tahun lebih bermasalah. Lain halnya dengan anak yang diadopsi saat
remaja. Mereke sering menunjukkan lebih banyak menunjukkan masalah psikologis,
terlebih jika orang tua yang mengadopsi memiliki pendidikan yang rendah.
Pengasuhan Anak Adopsi
Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa perbedaan unur saat pengadopsian memiliki
permasalahan yang berbeda-beda, sehingga mempunyai solusi yang berbeda-beda
pula. Namun perlu disadari bahwa kunci pengasuhan anak adopsi tidak jauh dari
pengasuhan anak kandung. Mendukung dan menyayangi, terlibat dan memantau
perilaku dan keberadaan anak, menjadi komunikator yang baik, dan membantu anak
untuk mengembangkan kontrol diri merupakan pengasuhan yang dapat diterapkan
untuk anak adopsi.
Namun demikian
terdapat situasi yang unik yang anak dihadapi oleh orang tua adopsi, yaitu
pengenalan perbedaan dalam kehidupan keluarga adopsi, mengkomunikasikan tentang
perbedaan, menunjukkan rasa hormat (menjalin silaturahmi)pada orang tua
kandung, dan membantu mencari jati diri dan identitas anak.
Terdapat
tantangan yang dihadapi orang tua saat anak adopsi berada dalam titik
perkembangan yang berbeda-beda yaitu:
1) Masa
Bayi. Orang tua kadang mengalami kesulitan bagaimana menjalin kelekatan pada
anak adopsi yang masih bayi, untuk itu yayasan atau konselor adopsi yang
kompeten dapat membantu calon orang tua adopsi dalam membangun kelekatan,
mengembangkan harapan yang realistis, khususnya jika anak yang akan diadopsi
memiliki kebutuhan khusus.
2) Masa
Kanak-Kanak Awal. Pada umur ini banyak anak-anak mulai menanyakan dari mana
mereka berasal. Untuk mengatasi itu, orang tua perlu membicarakan dengan anak
mengenai adopsi. Sekitar umur 4 hingga 6 tahun merupakan waktu yang tepat untuk
mulai membicarakan mengenai status adopsi mereka secara sederhana dan mudah
dimengerti oleh anak.
3) Masa
Kanak-Kanak Tangah dan Akhir. Pada masa ini anak mulai mengekspresikan
keingintahuannya mengenai asal-usulnya. Anak dapat menjadi tidak yakin tentang
status adopsinya dan cenderung meminta penjelasan kepada orang tua adopsi.
Orang tua adopsi hendaknya memberikan pengertian kepada anak bahwa
ketidakpastian (status adopsi) adalah normal.
4) Masa
Remaja. Setelah anak menginjak remaja pola pikir anak lebih berkembang. Anak
lebih terfokus untuk memikirkan identitas mereka. Mereka akan merefleksikan
status adopsi mereka dengan cara yang lebih kompleks. Orang tua adopsi perlu
menyadari kompleksitas tersebut dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan.
2.4 Interaksi Hereditas dan Lingkungan: Debat Nature
–Nuture.
2.4.1 Genetika Perilaku
Bidang
yang mencoba menemukan pengaruh hereditas dan lingkungan pada perbedaan
individual dalam sifat dan perkembangan manusia. Dalam genetika prilaku akan
melihat setiap orang berbeda gen, lingkungan atau kombinasi keduanya.
Pembelajaran
tentang genetika perilaku para ahli genetika memakai studi kembar. Kemiripan
perilaku kembar identik dan kembar fraternal.
Kembar
identik ( disebut kembar monozigotik ) berkembang dari sebuah sel
telur tunggal yang dibuahi yang membelah menjadi dua replica yang identik
secara genetic, masing-masin g menjadi satu orang.
Kembar
Fraternal (disebut kembar dizigotik) berkembang dari sel telur dan sperma yang
terpisah, membuat mereka secara genetic tidak lebih mirip daripada saudara
kandung. Orang dapat menenkan kemiripan kembar identik lebih dari kembar
fraternal, dan kembar identik dapat mempresepsikan diri mereka sendiri sebagai
suatu “set” dan bermain bersama lebih dari yang dilakukan kembar
fraternal. Sehingga pengaruh lingkungan
pada kemiripan yang diamati antara kembar identik dan fraternal dapat sangat
signifikan.
Peneliti
juga meneliti pada anak adopsi, melihat
karakteristik perilaku dan psikologis dari anak adopsi apakah mengikuti
orang tua asuh (lingkungan anak tumbuh) atau orang tua bilogis.
2.4.2 Korelasi Hereditas – Lingkungan
Ahli genetika dalam penelitian
menggambarkan ada 3 (tiga) cara hereditas dan lingkungan berinteraksi :
1. Korelasi
Genotip Pasif- Lingkungan
Orang
tua memberikan lingkungan yang mendidik pada anak sesuai dengan lingkungan
orang tua.
Misalnya
ayah atau ibunya mempunyai bakat atau keterampilan dalam menyanyi dan anak juga
dibiasakan dengan lingkungan ayah atau ibu.
2. Korelasi
Genotip Evokatif – Lingkungan
Korelasi
ini terjadi karena karakteristik anak merangsang jenis-jenis lingkungan
tertentu.
Misalnya
anak yang selalu tersenyum membuat reaksi bersahabat dari orang lain.
3. Korelasi
Genotip – Lingkungan Aktif.
Aqnak
memilih lingkungan yang sesuai yang mereka piker dapat memberikan rangsangan
kepada perkembangan mereka.
Misalnya
anak menyukai kegiatan bermain bola di lapangan.
2.4.3
Pengalaman Lingkungan yang Terbagi dan
Tidak Terbagi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor genetik dan faktor lingkungan. genetik yang berbeda dan
lingkungan yang berbeda akan menghasilkan perilaku manusia yang berbeda pula.
Untuk memahami peran lingkungan dalam perbedaan perkembangan perilaku manusia,
kita harus mempertimbangkan antara lingkungan yang terbagi dan lingkungan tidak
terbagi.
Pengalaman lingkungan yang terbagi adalah pengalaman
saudara kandung yang umum, seperti kepribadian atau orientasi intelektual orang
tua, status social-ekonomi keluarga, dan lingkungan di mana mereka tinggal, sedangkan
pengalaman lingkungan yang tidak terbagi merupakan pengalaman unik anak baik
dalam maupun di luar keluarga, yang tidak dibagi dengan saudara kandung maupun
anggota keluarga lainnya.
1. Pandangan
Epigenetik
Pandangan
epigenetic merujuk pada perkembangan yang merupakan akibat dari perubahan dua
arah antara hereditas dan lingkungan yang terus menerus. Misalya, seorang bayi
mewarisi gen dari kedua orang tuanya pada saat pembuahan. Selama perkembangan
prakelahiran, toksin, makanan, dan stress dapat mempengaruhi beberapa gen untuk
berhenti berfungsi, sedangkan yang lain lebih kuat atau lebih lemah. Selama
masa bayi, pengalaman lingkungan seperti toksin, makanan, stress, pembelajaran
dan dukungan terus memperbarui aktivitas genetik.
2.
Kesimpulan Mengenai Interaksi Hereditas
Hereditas
dan lingkungan bekerjasama atau berkolaborasi untuk mengembangkan kepribadian
manusia baik secara fisik maupun mental. Pengaruh lingkungan berkisar dari
hal-hal yang bersifat nurture, seperti pengasuhan, dinamika keluarga, sekolah,
dan kualitas lingkungan sekitar, hingga keterlibatan biologis, seperti virus,
komplikasi kelahiran, dan bahkan peristiwa biologis di dalam sel.
2.5 Implikasi Pada Stimulasi Perkembangan
a. Psikologi
evolusioner menekankan pada pentingnya adaptasi, reproduksi , kemampuan untuk
bertahan hidup dan melahirkan banyak keturunan dalam bentuk prilku. Maka dari
itu manusia perlu beradaptasi dengan lingkungan mereka tinggal,
bereproduksi untuk mempertahankan
karakteristik mereka dan melahirkan keturunan yang banyak.
b. Manusia
akan mengalami perkembangan yang merupakan perubahan yang dimanis dimulai dari
pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang
siklus kehidupan manusia. Oleh
sebab itu tugas yang harus dilakukan seseorang dalam masa tertentu sesuai
dengan norma masyarakat dan norma kebudayaan, jika bayi berhasil maka masa
kanak- kanak berhasil dan akhirnya bahagia.
d. Anak
adalah merupakan kombinasi gen yang unik dari ayah dan ibu.
e. Dalam dasar genetik anak bisa saja mengalami
abnormalitas untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk
mempertahankan keturuanan.
-
Kesehatan oragan reproduksi.
-
Konsumsi makanan bergizi.
-
Usia pernikahan jangan terlalu muda 20 –
35 tahun.
f. Uji
diagnostic prakelahiran dilakukan guna mengetahui perkembangan bayi saat masih
dalam kandungan. Untuk itu calon ibu disarankan untuk melakukan uji diagnostic
selama mengandung untuk mengetahui apakah janin dalam kandungan mengalami
gangguan atau tidak.
g. Pasangan
suami istri yang mengalami kesulitan dalam memperoleh keturunan dapat terjadi
akibat karena kurangnya nutrisi dalam tubuh sehingga mengurangi kualitas dan
jumlah sel sperma maupun sel telur. Untuk menangani hal tersebut, mengkonsumsi
makanan yang kaya nutrisi dan dapat merangsang produksi sel sperma dan sel
telur sangat dianjurkan.
h. Pasangan
suami istri yang mengalami masalah ketidaksuburan dapat melakukan salah satu
dari 3 teknik reprodksi berbantuan, yaitu In vitro fertilization (IVF), Gamete
Intrafallopian Transfer (GIFT), atau Zygote
Intrafallopian Transfer (ZIFT) dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu
kepada dokter kandungan untuk memilih salah satu yang terbaik yang disesuaikan
dengan kondisi kesehatan suami-istri dan kesepakatan antara suami istri dan
dokter kandungan. Selain itu apabila dalam pelaksanaan teknik reproduksi
berbantuan tersebut melibatkan orang lain (misalnya membutuhkan donor sel telur
atau sperma) hendaknya dibicarakan secara matang dan bijaksana, karena terdapat
perbedaan pandangan baik secara moral maupun agama.
i.
Suami istri yang sudah didiagnosis tidak
dapat memiliki keturunan, mengadopsi anak dapat menjadi pilihan yang tepat.
Dalam mengadopsi anak ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu tidak
mengesampingkan hak dan kewajiban anak adopsi, orang tua adopsi, dan orang tua
kandung dari anak adopsi serta harus sesuai dengan undang-undang dan hukum yang
berlaku. Misalnya di Indonesia, tata cara adopsi anak telah diatur dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang didukung oleh
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yang dijelaskan lebih rinci dalam
Peraturan Menteri Sosial Nomor 110 Tahun 2009 tentang Persyaratan Pengangkatan
Anak.
j.
Lingkungan menjadi salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Menciptakan lingkungan yang positif,
menyenangkan, dan bersahabat bagi anak akan memberikan efek positif terhadap
anak, namun sebaliknya kondisi lingkungan yang tidak menyenangkan, bersifat
negatif akan memberikan dampak negatif pada anak.
KESIMPULAN
1. Psikologi
evolusioner menekankan pada pentingnya adaptasi, reproduksi, melahirkan dan mewariskan keunggulannya pada
generasi berikutnya dalam membentuk prilaku.
2. Perkembangan
merupakan pola perubahan yang dinamis bersifat progresif dimulai dari pembuahan
atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang
terjadi dari kematangan dan pengalaman.
3. Dasar
genetik................................................
4. Tantangan
dan pilihan reproduksi
Uji diagnostik Prakelahiran dapat
dilakukan melalui tes meliputi ultrasound
sonography, chorionic villi sampling,
amniocentesis, dan maternal blood screening
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah
memberikan solusi untuk mengatasi ketidaksuburan dengan teknik reproduksi yang terdiri dari :
a.
In
vitro fertilization (IVF), merupakan prosedur di mana telur
dan sperma digabungkan dalam sebuah piring laboratorium. Fertilisasi terjadi di
piring laboratorium. Jika ada sel telur yang berhasil dibuahi, satu atau lebih
embrio yang dihasilkan dipindahkan ke dalam rahim calon ibu.
b.
Gamete
intrafallopian transfer (GIFT), merupakan prosedur di mana
dokter memasukkan telur dan sperma secara langsung dengan bantuan alat ke dalam
tuba fallopi calon ibu. Proses fertilisasi terjadi secara alami di tuba fallopi
kemudian embrio menuju ke rahim.
c.
Zygote intrafallopian transfer
(ZIFT), merupakan prosedur reproduksi berbantuan yang memiliki dua tahap.
Pertama, telur dibuahi dalam laboratorium. Fertilisasi terjadi di piring
laboratorium dan hanya menghasilkan zigot tunggal. Kemudian kedua, zigot yang
dihasilkan dipindahkan ke tuba fallopi dan akan menuju ke rahim
Salah satu solusi yang
dapat dipilih untuk pasangan yang ingin memiliki anak adalah dengan melakukan
adopsi.
5. Dabat
nature- nuture
DAFTAR
PUSTAKA
John W. Santrock. (2007). Child Development, elevent edition ( Terjemahan Bahasa Indonesia).
Jakarta. Erlangga.
William Crain. (2007). Theories of Development, Concep and Applications, Third Edition (Terjemahan Bahasa Indonesia ). Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
www.republika.com
, diakses 19 September 2015