Thursday, 11 December 2014

IMMERSED DAN NETWORKED

ANALISIS KOMPETENSI KURIKULUM 2013 DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE IMMERSED DAN NETWORKED

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Pada abad 21 ini persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya bidang pendidikan khususnya pendidikan sains yang sangat ketat. Kita dihadapkan pada tuntutan akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu berkompetisi. Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu pendidikan di Indonesia khususnya peningkatan mutu pendidikan sains masih terus diupayakan karena sangat diyakini bahwa sains sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan IPTEK.
Fisika merupakan salah satu bagian dari sains yang dianggap sangat penting keterkaitannya dengan bidang lain. Berdasarkan ringkasan dari IUPAP yang mengatakan bahwa “fisika adalah (1) pengetahuan yang dapat menginspirasi generasi muda guna memperluas pengetahuannya tentang alam, (2) menghasilkan pengetahuan dasar yang diperlukan pada teknologi masa depan yang dapat menjadi mesin penggerak ekonomi dunia, (3) merupakan element yang penting dalam bidang ilmu lainya seperti kimia, biologi, teknik dan computer sains, dan (4)  memperluas dan meningkatkan pemahaman tentang bidang ilmu lain, seperti kebumian, pertanian, lingkungan, biologi, kosmologi dan astrofisika yang substansinya sangat penting untuk kemaslahatan orang banyak. Oleh karena itu, keterpaduan fisika dengan berbagai disiplin ilmu sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang terdapat di dalam masyarakat serta untuk menghadapi kompetisi yang sangat ketat pada abad 21.
Keterpaduan Fisika dengan ilmu lainnya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Hal yang harus dilakukan adalah mencari model pembelajaran yang tepat untuk memadukan dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda tersebut. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami (Trianto, 2010:57). Menurut Fogarty (1991) terdapat sepuluh model kurikulum terpadu (integrated curriculum) dimulai dari eksplorasi dengan mata pelajaran tunggal (within single disciplines) yaitu model fragmented, connected, dan nested; terpadu beberapa mata pelajaran (across several disciplines) yaitu model sequenced, shared, webbed, threated, dan integrated); dioperasikan diantara pebelajar sendiri yaitu model Immersed; dan jejaring diantara pebelajar yaitu model networked. 
Pembahasan pada makalah ini diarahkan kepada pembelajaran terpadu model immersed dan model networked yang terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran pada pembelajaran kurikulum 2013 yang disesuaikan  dengan Kompetensi Inti(KI) dan Kompetensi Dasar(KD) mata pelajaran IPA dan Fisika di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), sekolah Menengah Atas (SMA).

B.       RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalah yang dibuat untuk menjadi arah dalam penulisan ini, yaitu:
1.      Apa yang dimaksud dengan Model Immersed?
2.      Apa yang dimaksud dengan Model Networked?
3.      Bagaimana penerapan model Immersed dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai?
4.      Bagaimana penerapan model Networked dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai?

C.      TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Mengetahui pengertian mengenai model Immersed.
2.      Mengetahui pengertian mengenai model Networked.
3.      Mengetahui penerapan model Immersed dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai.
4.      Mengetahui penerapan model Networked dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin dicapai.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
1.      Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Fogarty, 1991). Fogarty (1991) mengemukakan tipe Immersed, perpaduan dilakukan oleh siswa, guru hanya menyediakan fasilitasdan mengarahkan proses perpaduan yang dilakukan siswa, tipe Immersed hanya sesuai untuk siswa dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi.
Model Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, dimana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara internal dan intrinsik dicapai oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit atau tanpa intervensi dari luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan semua data, ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya.
     Gambar 1. Model Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed merupakan pembelajaran yang dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran Immersed ini memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pembelajar Immersed (Fogarty, 1991: 86).
Menurut Suprayekti (2003) arti harfiah dari kata Immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu. Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.

2.      Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajran terpadu tipe Immersed:
a.              Kelebihan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe Immersed yakni sebagai berikut:
1)        Dampak positif dari membenamkan ide-ide dari beberapa bidang studi adalah siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
2)        Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi.
3)        Membenamkan ide-ide beberapa bidang studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan terjadinya proses transfer ide-ide bidang studi tersebut.
b.             Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada pembelajaran terpadu tipe Immersed diantaranya adalah:
1)        Penyaringan semua gagasan melalui cara pandang tunggal yang sempit dapat menimbulkan terlalu prematur atau terlalu tajamnya sebuah fokus.
2)        Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi lebih dalam, diperlukan  pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
3)        Model pembelajaran terpadu tipe Immersed, menekankan pada penggabungan pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu masalah khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa terhadap bidang-bidang studi tertentu.
4)        Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan wawasan pemikiran siswa merupakan hal semestinya ditekankan, tidak perlu terburu-buru untuk mengkhususkannya.

B.       Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked


1.      Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Robin Fogarty (1991) mengemukakan bahwa Networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda–beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara terus–menerus karena adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
                                                        
Gambar 2. Model Networked

Model networked dirancang untuk memadukan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Model jaringan merupakan model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.
Model networked merupakan model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Model Networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk mampu memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.

2.      Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Kelebihan dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri. Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun, mentor memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model networked ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.
Kelemahan dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah mengembangkan beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk mendapatkan sisi acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin untuk mendapatkan di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya mengundang dan berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah bahwa model jaringan, jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. Dan juga banyak kelemahan lainnya yaitu:


1.      Jangkauan materi terlalu luas karena banyak minat yang bermacam-macam
2.      Tidak fokus pada materi yang dipelajari karena terlalu banyak ide yang keluar
3.      Perhatian siswa dapat terpecah perhatiannya sehingga model pembelajaran jaringan yang diterapkan menjadi tidak efektif.
4.      Motivasi siswa dapat berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari berbagai sumber.

C.    Pengertian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).

D.    Penerapan Model pembelajaran Immersed dan Networked dalam Kurikulum 2013
1.      Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Langkah-langkah pengembangan model Immersed adalah :
a)      Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada pedoman kurikulum 2013 di setiap mata pelajaran.
b)      Menentukan keahlian yang disesuaikan dengan minat siswa.
c)      Menentukan mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai dengan keahlian yang diinginkan siswa.
d)     Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.
e)      Menentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
f)       Mendesain model Immersed yang disesuaikan dengan minat siswa.
g)      Hasil dari rancangan model Immersed dimasukkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
h)      Menentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun metode langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
i)        Langkah evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RPP yang telah dibuat.
2.    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Langkah-langkah pengembangan model Networked adalah :
a.       Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada pedoman kurikulum 2013 di setiap mata pelajaran.
b.      Menentukan keahlian yang disesuaikan dengan minat siswa.
c.       Menentukan mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai dengan keahlian yang diinginkan siswa.
d.      Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.
e.       Menentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
f.       Mendesain model networked yang disesuaikan dengan minat siswa.
g.      Hasil dari rancangan model jaringan (networked) dimasukkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
h.      Menentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan maupun metode langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
i.        Langkah evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RPP yang telah dibuat.







BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan serangkaian penjelasan mengenai model Immersed dan Networked serta hasil analisis sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar dari masing-masing disiplin ilmu pada satuan pendidikan SMP dan SMA maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.         Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.         Model networked merupakan model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
3.         Pembelajaran terpadu tipe Immersed dan Networked bisa diterapkan pada kurikulum 2013 dengan menerapkan beberapa langkah agar dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran.

B.     SARAN
      Pada penerapan model Immersed dan Networked siswa mengembangkan sendiri minatnya sehingga guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat membimbing siswa dengan memberikan petunjuk dan pengarahan sehingga pembelajaran lebih bermakna, menyeluruh, otentik dan aktif.



DAFTAR PUSTAKA

Fogarty, Robin. 1991. “How to Integrate the Curricula”. United States of  
          America: IRI/Skylight Publishing, Inc.
IUPAP: The Importance of Physics to Society.
KOMPETENSI DASAR Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah           
           Tsanawiyah (MTs) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN  
           KEBUDAYAAN 2013.
KOMPETENSI DASAR Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013.
Suprayekti, dkk. 2003. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

No comments:

Post a Comment

RAMADHAN PRODUKTIF DI KAMPUS

RAMADHAN PRODUKTIF DI KAMPUS, Cerita Kegiatan Bulan Ramadhan di Kampus Uny Saipuddin Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta ...