ANALISIS KOMPETENSI KURIKULUM 2013 DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE IMMERSED DAN NETWORKED
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada abad 21 ini persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, di antaranya
bidang pendidikan khususnya pendidikan sains yang sangat ketat. Kita dihadapkan
pada tuntutan akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta mampu
berkompetisi. Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh
pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi dalam pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh
adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Saat ini peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia khususnya peningkatan mutu pendidikan sains masih terus
diupayakan karena sangat diyakini bahwa sains sebagai ilmu dasar memegang
peranan yang sangat penting dalam pengembangan IPTEK.
Fisika merupakan salah satu bagian
dari sains yang dianggap sangat penting keterkaitannya dengan bidang lain.
Berdasarkan ringkasan dari IUPAP yang mengatakan bahwa “fisika adalah (1)
pengetahuan yang dapat menginspirasi generasi muda guna memperluas
pengetahuannya tentang alam, (2) menghasilkan pengetahuan dasar yang diperlukan
pada teknologi masa depan yang dapat menjadi mesin penggerak ekonomi dunia, (3)
merupakan element yang penting dalam bidang ilmu lainya seperti kimia, biologi,
teknik dan computer sains, dan (4)
memperluas dan meningkatkan pemahaman tentang bidang ilmu lain, seperti
kebumian, pertanian, lingkungan, biologi, kosmologi dan astrofisika yang
substansinya sangat penting untuk kemaslahatan orang banyak. Oleh karena itu,
keterpaduan fisika dengan berbagai disiplin ilmu sangat diperlukan untuk
mengatasi berbagai masalah yang terdapat di dalam masyarakat serta untuk
menghadapi kompetisi yang sangat ketat pada abad 21.
Keterpaduan Fisika dengan ilmu lainnya dapat diterapkan
dalam proses pembelajaran. Hal yang harus dilakukan adalah mencari model
pembelajaran yang tepat untuk memadukan dua atau lebih disiplin ilmu yang
berbeda tersebut. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model
pembelajaran terpadu.
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan
sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi
untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna
karena dalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang mereka pahami (Trianto, 2010:57). Menurut Fogarty (1991)
terdapat sepuluh model kurikulum terpadu (integrated curriculum) dimulai dari eksplorasi dengan mata pelajaran tunggal (within single disciplines) yaitu model fragmented, connected, dan nested; terpadu beberapa mata pelajaran (across several disciplines) yaitu model sequenced, shared, webbed, threated, dan integrated); dioperasikan diantara pebelajar sendiri yaitu model Immersed; dan jejaring diantara pebelajar yaitu model networked.
Pembahasan pada makalah ini
diarahkan kepada pembelajaran terpadu model immersed dan model networked yang
terintegrasi dengan beberapa mata pelajaran pada pembelajaran kurikulum 2013
yang disesuaikan dengan Kompetensi
Inti(KI) dan Kompetensi Dasar(KD) mata pelajaran IPA dan Fisika di jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP), sekolah Menengah Atas (SMA).
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun beberapa rumusan masalah yang
dibuat untuk menjadi arah dalam penulisan ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Model Immersed?
2. Apa yang dimaksud dengan Model Networked?
3. Bagaimana penerapan model Immersed dalam
kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin
dicapai?
4. Bagaimana penerapan model Networked
dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang
ingin dicapai?
C.
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian mengenai model Immersed.
2. Mengetahui pengertian mengenai model Networked.
3. Mengetahui penerapan model Immersed
dalam kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang
ingin dicapai.
4. Mengetahui penerapan model Networked dalam
kurikulum 2013 berdasarkan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti yang ingin
dicapai.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu
pembelajaran yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat
memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai
bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Fogarty, 1991).
Fogarty (1991) mengemukakan tipe Immersed,
perpaduan dilakukan oleh siswa, guru hanya menyediakan fasilitasdan mengarahkan
proses perpaduan yang dilakukan siswa, tipe Immersed
hanya sesuai untuk siswa dengan tingkat pemikiran yang sudah tinggi.
Model Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk
memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, dimana mereka akan melihat apa yang
dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Keterpaduan secara
internal dan intrinsik dicapai oleh siswa/mahasiswa yang belajar dengan sedikit
atau tanpa intervensi dari luar atau ekstrinsik. Setiap individu memadukan
semua data, ide-ide melalui bidang yang sangat diminatinya.
Gambar 1. Model Immersed
Pembelajaran
terpadu tipe Immersed merupakan
pembelajaran yang dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data
dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya.
Pembelajaran Immersed ini memerlukan
kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini
tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung
secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri
pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat
memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang
luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan,
konsep, dan sikap kerja yang baik dari pembelajar Immersed (Fogarty, 1991: 86).
Menurut
Suprayekti (2003) arti harfiah dari kata Immersed
adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh
mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara
individu. Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya
menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri
mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
2.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Dalam
pembelajaran terpadu tipe Immersed
tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan
dan kekurangan dari pembelajran terpadu tipe Immersed:
a.
Kelebihan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Terdapat beberapa kelebihan dari
pembelajaran terpadu tipe Immersed yakni sebagai berikut:
1)
Dampak positif dari membenamkan ide-ide
dari beberapa bidang studi adalah siswa dapat memadukan semua data dari setiap
bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai dengan minatnya.
2)
Siswa mengembangkan konsep-konsep kunci
secara terus menerus sehingga terjadi proses internalisasi.
3)
Membenamkan ide-ide beberapa bidang
studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan terjadinya
proses transfer ide-ide bidang studi tersebut.
b.
Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed
Beberapa kelemahan yang mungkin dijumpai pada
pembelajaran terpadu tipe Immersed
diantaranya adalah:
1)
Penyaringan semua gagasan melalui cara
pandang tunggal yang sempit dapat menimbulkan terlalu prematur atau terlalu
tajamnya sebuah fokus.
2)
Agar dimensi sudut pandang siswa menjadi
lebih dalam, diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang luas. Keadaan ini
tentu cukup sulit dipenuhi oleh siswa pada jenjang pendidikan dasar.
3)
Model pembelajaran terpadu tipe Immersed, menekankan pada penggabungan
pengetahuan pada beberapa bidang studi berbeda untuk membahas suatu masalah
khusus. Keadaan ini berpotensi untuk mempersempit cakupan pemikiran siswa
terhadap bidang-bidang studi tertentu.
4)
Pada jenjang pendidikan dasar, keluasan
wawasan pemikiran siswa merupakan hal semestinya ditekankan, tidak perlu
terburu-buru untuk mengkhususkannya.
1.
Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Robin Fogarty
(1991) mengemukakan bahwa Networked merupakan
model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah
siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang
berbeda–beda. Belajar disikapi sebagi proses yang berlangsung secara
terus–menerus karena adanya hubungan timbale balik antara pemahaman dan
kenyataan yang dihadapi siswa.
Gambar 2. Model Networked
Model networked dirancang untuk memadukan
pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan
pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk
keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,
kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang
berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara
pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Model jaringan merupakan
model yang sesuai untuk menyajikan motivasi kepada peserta didik. Tutor atau
mentor sering menyarankan model jaringan untuk memperluas cakrawala para
pelajar atau memberikan perspektif yang diperlukan.
Model networked merupakan model pembelajaran
berupa kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data,
keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau
yang diminatinya sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari
berbagai sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, saluran radio, TV,
atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap ahli olehnya. Siswa
memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi belajar karena
rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Model Networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika
dilaksanakan dalam pembelajaran akan memberikan bekal kepada siswa untuk mampu
memfilter (memilih) seluruh kegiatan belajar melalui kacamata keahlian dan
kemampuan membuat hubungan internal dan mampu memandu ke jaringan kerja
eksternal dari para ahli di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai contoh
yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah program ia bekerja sama dengan
ahli teknik pemrograman, dan ahli interior desain. Ia bekerja secara lintas
bidang dan bekerjasama dengan keahlian pelajar lain untuk memperoleh
keterampilan yang sempurna.
2.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe Networked
Kelebihan
dari model jaringan ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran terintegrasi
ini sangat pro-aktif dan alami, dengan model ini peserta didik memulai
pencarian dan mengikuti jalan yang baru dia temukan dengan kemampuanya sendiri.
Peserta didik dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau
konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambahan dari
model jaringan ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada peserta didik
melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing peserta didik. Namun,
mentor memberikan layanan yang diperlukan untuk mendukung tingkat pembelajaran
yang lebih tinggi. Pada model networked
ini peserta didik terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep
baru.
Kelemahan
dari model jaringan sangat dipahami oleh mereka yang telah mengembangkan
beragam kepentingan tenaga dari cintanya. Sangat mudah untuk mendapatkan sisi
acak ke dalam salah satu ide disampingnya. Ini juga mungkin untuk mendapatkan
di dalam pemikiran kita. Sebuah jalan tertentu tampaknya mengundang dan
berguna, tapi tiba-tiba menjadi sebaliknya. Manfaat kadang tidak lagi seimbang
dengan harga yang harus dibayar. Kelemahan lain adalah bahwa model jaringan,
jika diambil untuk perbedaan-perbedaan besar, dapat menyebarkan minat yang
terlalu tipis dan dan tidak terkonsentrasi atau memecah perhatian peserta didik
sehingga upaya-upaya pengajaran yang dilakukan menjadi tidak efektif. Dan juga banyak
kelemahan lainnya yaitu:
1.
Jangkauan materi terlalu luas karena
banyak minat yang bermacam-macam
2.
Tidak fokus pada materi yang dipelajari
karena terlalu banyak ide yang keluar
3.
Perhatian siswa dapat terpecah
perhatiannya sehingga model pembelajaran jaringan yang diterapkan menjadi tidak
efektif.
4.
Motivasi siswa dapat berubah sehingga
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena mendapat
hambatan dalam mencari berbagai sumber.
C. Pengertian Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pada Kurikulum 2013
Kompetensi Inti merupakan terjemahan
atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang
pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur
pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya
sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal
adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan
mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi
inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta
didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan
pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).
D. Penerapan Model pembelajaran Immersed
dan Networked dalam Kurikulum 2013
1.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Immersed.
Langkah-langkah
pengembangan model Immersed adalah :
a) Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada pedoman kurikulum 2013 di setiap mata pelajaran.
b) Menentukan keahlian yang disesuaikan dengan minat
siswa.
c) Menentukan mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai dengan keahlian yang
diinginkan siswa.
d) Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.
e) Menentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
f) Mendesain model Immersed yang disesuaikan dengan minat siswa.
g) Hasil dari rancangan model Immersed dimasukkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
h) Menentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan
maupun metode langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
i)
Langkah
evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RPP yang telah dibuat.
2. Langkah-Langkah Model
Pembelajaran Terpadu Tipe Networked.
Langkah-langkah pengembangan model Networked adalah :
a. Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
pada pedoman kurikulum 2013 di setiap mata pelajaran.
b. Menentukan keahlian yang disesuaikan dengan minat
siswa.
c. Menentukan mata pelajaran yang akan dipadukan sesuai dengan keahlian yang
diinginkan siswa.
d. Menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
dari setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.
e. Menentukan indikator yang akan dikembangkan disetiap aspek kemampuan.
f. Mendesain model networked yang disesuaikan dengan minat siswa.
g. Hasil dari rancangan model jaringan (networked) dimasukkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
h. Menentukan media, fasilitas, strategi, pendekatan
maupun metode langkah-langkah kegiatan dalam pelaksanaan (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup).
i.
Langkah
evaluasi terhadap kegiatan tersebut dengan menggunakan RPP yang telah dibuat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
serangkaian penjelasan mengenai model Immersed
dan Networked serta hasil analisis
sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar dari masing-masing disiplin ilmu
pada satuan pendidikan SMP dan SMA maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Pembelajaran terpadu tipe Immersed (pembenaman) yaitu suatu pembelajaran
yang menggunakan pendekatan antardisiplin ilmu, dimana siswa dapat memadukan
semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang
minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Model networked merupakan model pembelajaran berupa kerjasama antara
siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau lainnya
sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga
siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
3.
Pembelajaran terpadu tipe Immersed dan Networked bisa diterapkan pada kurikulum 2013 dengan menerapkan
beberapa langkah agar dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran.
B.
SARAN
Pada
penerapan model Immersed dan Networked siswa mengembangkan sendiri
minatnya sehingga guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Oleh
karena itu, guru diharapkan dapat membimbing siswa dengan memberikan petunjuk
dan pengarahan sehingga pembelajaran lebih bermakna, menyeluruh, otentik dan
aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Fogarty, Robin. 1991. “How to Integrate the Curricula”. United
States of
America: IRI/Skylight
Publishing, Inc.
IUPAP: The Importance of Physics to Society.
KOMPETENSI DASAR Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah
Tsanawiyah (MTs) KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN 2013.
KOMPETENSI DASAR Sekolah
Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2013.
Suprayekti, dkk. 2003. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment