PENGUJIAN HIPOTESIS
DESKRIPTIF SATU SAMPEL
1.
Dasar
Teori
Pengujian hipoteis deskriptif pada dasarnya merupakan
proses pengujia generalisasi hasil yang di dasarkan pada satu sampel.
kesimupalan yang di hasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang di uji itu dapat
di generalisasika atau tidak. bila Ho di terima berarti dapat di
generalisasikan. dalam pengujian ini variabel penelitiannya bersifat mandiri
ole karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandigan ataupun
hubungan antar dua variabel atau lebih.
a. Pengertian
Pengujian Hipotesis
Istilah
hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hipo berarti
lemah,kurang atau dibawah dan thesis berarti tiori, proposisi, atau pernyataan
yang disajikan sebagaibukti. Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
pernyataan yang masih lemah kebenarannyadan perlu dibuktikan atau dugaan yang
sifstnya masih sementara.
Hipotesis
ststistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi yangsifatnya
masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistic dapat berbentuk
suatuvariable, seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu
parameter, seperti rata-rata,varians, simpangan baku dan proporsi. Hipotesis
statistic akan diterima jika hasil pengujianmembenarkan pernyataannya dan akan
ditolak jika terjadi penyangkalan dari pernyataannya.
Pengujian
hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan,yaitu
keputusan menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis
keputusan yangdibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa benar
atau salah, sehinggamenimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam
bentuk probabilitas.
Terapadat dua macam pengujian
hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak ( two tail test ) dan
uji satu pihak ( one tail test ). uji satu pihak ada 2 macam yaitu uji
pihak kanan da uji pihak kiri.jenis uji mana yang akan di gunakan tergantung
pada bunyi k kalimat hipotesis.
Langkah - langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif :
Langkah - langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif :
1.
Menghitung rata - rata data
2. Menghitung simpangan baku
3. Menghitung harga t
4. Melihat t tabel
5. Menggambar kurve
6. Meletakkan kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurve yang telah di buat
7. Membuat keputusan pengujian hipotesis
2. Menghitung simpangan baku
3. Menghitung harga t
4. Melihat t tabel
5. Menggambar kurve
6. Meletakkan kedudukan t hitung dan t tabel dalam kurve yang telah di buat
7. Membuat keputusan pengujian hipotesis
1) Uji
dua Pihak ( two tail test )
Uji dua pihak di gunakan bila hipotesis nol ( Ho) berbunyi " sama dengan " dan hipotesis alternatifnya ( Ha) berbunyi " tidak sama Dengan" ( Ho =; Ha ≠ )
contoh rumusan hiotesis:
Hipotesis nol :daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari = 8 jam
Hipotesis alternatif : daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari ≠ 8 jam.
Uji dua pihak di gunakan bila hipotesis nol ( Ho) berbunyi " sama dengan " dan hipotesis alternatifnya ( Ha) berbunyi " tidak sama Dengan" ( Ho =; Ha ≠ )
contoh rumusan hiotesis:
Hipotesis nol :daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari = 8 jam
Hipotesis alternatif : daya tahan berdiri pelayan toko tiap hari ≠ 8 jam.
b. Jenis Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Direksional
Hipotesis
direksional adalah rumusan hipotesis yang arahnya sudah jelas atau disebut juga
hipotesis langsung. Hipotesis ini digunakan untuk menjelaskan pengujian rerata
(uji-t) dengan rerata satu sampel. Sedangkan pengujian hipotesis direksional
terdiri dari dua yaitu uji pihak kiri dan uji pihak kanan, untuk lebih jelasnya
dapat diuraikan berikut ini.
1) Uji Pihak
Kiri
Apabila ada
rumusan hipotesis pasangan Ha dinyatakan dengan bunyi kalimat: paling tinggi,
paling banyak, paling besar, maksimum dan sejenisnya berarti tandanya lebih
kecil (<). Maka sebaliknya Ho harus dinyatakan dengan bunyi kalimat: paling
rendah, paling sedikit, paling kecil, minimum dan sejenisnya berarti tandanya
lebih besar atau sama dengan( >) pengujiannya menggunakan uji satu
pihak (one tailed test) yaitu uji pihak kiri. Seperti contoh berikut:
a.
Hipotesis bersifat deskriptif
Motivasi kerja
pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling tinggi 40% dari nilai
ideal.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha: Motivasi
kerja pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling tinggi 40% dari
nilai ideal.
Ho: Motivasi
kerja pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling rendah atau sama
dengan 40% dari nilai ideal.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p < 40
%
p= persentase
Ho: p >
40 %
b.
Hipotesis bersifat komparatif
Terdapat
perbedaan prestasi belajar antara mahasiswa tugas belajar dengan mahasiswa izin
belajar dalam mengikuti pelajaran statistik, yaitu mahasiswa tugas belajar lebih
tinggi daripada mahasiswa izin belajar. Atas dasar informasi tim pengajar
ingin membuktikan melalui penelitian.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha: Perbedaan
prestasi belajar antara mahasiswa tugas belajar lebih tinggi daripada
mahasiswa izin belajar.
Ho: Perbedaan
prestasi belajar antara mahasiswa tugas belajar lebih rendah daripada
mahasiswa izin belajar.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: µ1
< µ2
µ = rata-rata populasi
Ho: µ1
> µ2
c.
Hipotesis bersifat asosiatif
Seorang pakar
pendidikan ingin meneliti hubungan motivasi dengan prestasi belajar di
Perguruan Tinggi Lingua Plus. Peneliti berhipotesis bahwa hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar paling tinggi 60%.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha: Hubungan
motivasi belajar dengan prestasi belajar paling tinggi 60%.
Ho: Hubungan
motivasi belajar dengan prestasi belajar paling rendah atau sama dengan 60%.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p <
60%
p= persentase
Ho: p >
60%
2) Uji Pihak
Kanan
Jika rumusan
hipotesis pasangan Ha dinyatakan dengan bunyi kalimat: rendah, paling sedikit,
paling kecil, minimum dan sejenisnya berarti tandanya lebih besar ( > ).
Maka sebaliknya Ho harus dinyatakan dengan bunyi kalimat: paling tinggi, paling
banyak, paling besar, maksimum dan sejenisnya berarti tandanya lebih kecil atau
sama dengan ( < ). Pengujiannya menggunakan uji saatu pihak (one
tailed test) yaitu uji pihak kanan. Seperti contoh berikut:
a.
Hipotesis bersifat deskriptif
Disiplin
pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling rendah 70% dari skor
ideal.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha: Disiplin
pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling rendah 70% dari skor
ideal.
Ho: Disiplin
pegawai di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling tinggi atau sama dengan
70% dari skor ideal.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p > 70
%
p= persentase
Ho: p <
70 %
b.
Hipotesis bersifat komparatif
Seorang pengamat
haji ingin melakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan fasilitas
antara kelompok jamaah haji plus (VIP) dengan jemaah haji biasa. Pengamat
berhipotesis bahwa jemaah haji biasa kurang nyaman fasilitasnya bila
dibandingkan dengan jemaah haji plus (VIP).
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha: Jemaah haji
biasa kurang nyaman fasilitasnya bila dibandingkan dengan jemaah haji
plus (VIP).
Ho: Jemaah haji
biasa lebih nyaman atau sama dengan fasilitasnya bila dibandingkan
dengan jemaah haji plus (VIP).
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: µ1
> µ2
µ = rata-rata populasi
Ho: µ1
< µ2
c.
Hipotesis bersifat asosiatif
Seorang
pengamat sosial mengatakan bahwa hubungan antara atasan dengan bawahan di
Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling rendah 45%.
(1)
Hipotesis (Ha dan Ho) dalam uraian kalimat
Ha: Hubungan
antara atasan dengan bawahan di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling rendah
45%.
Ho: Hubungan
antara atasan dengan bawahan di Lembaga Pendidikan Lingua Plus paling tinggi
atau sama dengan 45%.
(2)
Hipotesis (Ha dan Ho) model statistik
Ha: p >
45%
p= persentase
Ho: p <
45%
c. Statistik Nonparametris
Statistik nonparametris
yang di gunakan untuk menguji hipotesis satu sampel bila datanya nominalnya
adalah " Test Binomial " dan Chi Kuadrat (X2) satu
sampel. selanjutnya test yang digunakan untuk menguji hipotesis satu sampe data
ordinal akan diberikan "Run Test"
1. Test
Binomial
Test binomial
di gunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua
kelompok klas, datanya berbentuk nominal dan jumlah sampel keci ( kurang dari
25) dua kelompok klas itu misalnya klas pria dan wanita, senior dan junior,
sarjana dan bukan sarjana, kaya dan miskin.
2. Chi Kuadrat
(X2)
Chi kuadrat (X2)
saru sampel adalah teknik statistik yang di gunakan untuk menguji hipotesis
bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih klas dimana data berbentuk
nominal dan sampelnya besar.
ü Menggunakan Test
Binomial
Contoh:
Seorang
guru ingin mengetahui kecenderungan
siswa SMA tahun 2012 dalam memilih jurusan IPA dan IPS dari 40 sampel yang
diambil secara random. Berdasarkan hasil
pooling menunjukkan bahwa sebanyak 22 siswa memilih IPS dan sebanyak 18 siswa
memilih IPA. Simpulan apa yang dapat
dikemukakan oleh guru tersebut?
Hipotesis statistik yang diajukan dapat dinyatakan
sbb.
Ho : p1 = p2
= 0,5
Ha : p1 ≠ p2
≠ 0,5
Analisis
Tes Binomial menggunakan SPSS Versi 19 menunjukkan hasil sbb.
Binomial Test
|
||||||
|
Category
|
N
|
Observed Prop.
|
Test Prop.
|
Exact Sig. (2-tailed)
|
|
Pilihan Jurusan
|
Group 1
|
IPS
|
22
|
.55
|
.50
|
.636
|
Group 2
|
IPA
|
18
|
.45
|
|
|
|
Total
|
|
40
|
1.00
|
|
|
Hasil analisis Tes Binomial tersebut menunjukkan
bahwa koefisien Exact Sig. (2 tailed) sebesar 0,636, yang berarti koefisien
tersebut untuk sisi kiri dan sisi kanan sehingga masing-masing sisi akan
sebesar 0,318. Apabila sampel penelitian kecil (≤ 25), maka
koefisien Binomial dapat ditemukan pada Binomial Tabel dengan cara menemukan
antara N dengan n terkecil. Karena
sampel penelitian yang ditetapkan oleh guru peneliti sebesar 40, maka koefisien
Binomial (0,318) tersebut tidak dapat ditemukan pada Tabel Binomial.
Untuk
merumuskan simpulan atas pembuktian di atas, maka harga koefisien Exact Sig.
Binomial tersebut dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan
yaitu 1% atau 5%. Kriteria yang
digunakan yaitu bila tingkat α atau kesalahan yang ditetapkan sebesar 1% yang
berarti = 0,01, maka harga p sebesar 0,318 > 0,01, dengan demikian Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
hasil analisis tes Binomial tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan siswa
SMA dalam memilih dua jurusan (IPS atau IPA) adalah sama yaitu 50%.
c. Menggunakan Chi
Kuadrat
Apabila
contoh pada nomor 1 di atas dianalisis menggunakan Chi Kuadrat makan perlu
dirumuskan suatu hipotesis sbb.
Ho
|
:
|
Peluang jurusan IPS
dan IPA adalah sama untuk dapat dipilih siswa SMA angkatan 2012 sebagai
jurusannya
|
Ha
|
:
|
Peluang jurusan IPS
dan IPA adalah tidak sama untuk dapat dipilih siswa SMA angkatan 2012 sebagai
jurusannya
|
Hasil
analisis Chi Kuadrat (2 kategori) dengan menggunakan program SPSS Versi 19
dapat ditunjukkan berikut ini.
Pilihan Jurusan
|
|||
|
Observed N
|
Expected N
|
Residual
|
IPS
|
22
|
20.0
|
2.0
|
IPA
|
18
|
20.0
|
-2.0
|
Total
|
40
|
|
|
Test Statistics
|
|
|
Pilihan Jurusan
|
Chi-Square
|
.400a
|
df
|
1
|
Asymp. Sig.
|
.527
|
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 20.0.
|
Apabila
Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho diterima dan
apabila Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho
ditolak. Berdasarkan hasil analisis
dapat dinyatakan bahwa pada dk = 1 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar
5% diperoleh koefisien Chi Kuadrat tabel sebesar 3,841. Dengan demikian Chi Kuadrat hitung lebih
kecil dari Chi Kuadrat tabel. Sesuai
dengan ketentuan yang ada maka disimpulkan bahwa peluang jurusan IPS dan IPA
untuk dipilih sebagai jurusannya di SMA adalah sama diterima (Ho diterima dan
Ha ditolak).
Contoh 2
Suatu
penelitian yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui kecenderungan
siswa-siswa SMK dalam memilih wara untuk pakaian oleh raga. Berdasarkan pengumpulan data dengan wawancara
kepada murid sebagai sampel sebesar 100 orang yang diambil secara random
menunjukkan 40 memilih biru, 30 memilih merah, 20 memilih kuning, dan 10
memilih putih.
Hipotesis
penelitian yang diajukan oleh gurupeneliti tersebut dinyatakan sbb.
Ho
|
:
|
Peluang siswa SMK
untuk memilih empat macam warna pakaian olah raga adalah sama
|
Ha
|
:
|
Peluang siswa SMK
untuk memilih empat macam warna pakaian olah raga adalah tidak sama
|
Hasil analisis Chi Kuadrat (4 kategori)
dengan menggunakan program SPSS Versi 19 dapat ditunjukkan berikut ini.
Warna Pakaian
|
|||
|
Observed N
|
Expected N
|
Residual
|
Biru
|
40
|
25.0
|
15.0
|
Merah
|
30
|
25.0
|
5.0
|
Kuning
|
20
|
25.0
|
-5.0
|
Putih
|
10
|
25.0
|
-15.0
|
Total
|
100
|
|
|
Test Statistics
|
|
|
Warna Pakaian
|
Chi-Square
|
20.000a
|
df
|
3
|
Asymp. Sig.
|
.000
|
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 25.0.
|
Apabila
Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho diterima dan
apabila Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho
ditolak. Berdasarkan hasil analisis
dapat dinyatakan bahwa pada dk = 3 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar
5% diperoleh koefisien Chi Kuadrat tabel sebesar 7,815. Dengan demikian Chi Kuadrat hitung lebih
besar dari Chi Kuadrat tabel. Sesuai dengan
ketentuan yang ada maka disimpulkan bahwa peluang siswa SMK untuk memilih empat
macam warna pakaian olah raga berbeda atau tidak sama. Berdasarkan data sampel menunjukkan bahwa
pilihan terhadap warna biru untuk pakaian olah raga memiliki peluang tertinggi.
(Ho ditolak dan Ha diterima).
No comments:
Post a Comment