PENGARUH
PEMBERIAN TES PADA SETIAP AKHIR PERTEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA
MATERI KALOR SISWA KELAS VII
MTs. NW
KOTARAJA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Saipuddin, Dr. Edi Istiyono, M.Si
Program Studi
Pendidikan Fisika PPs
UNY
ABSTRAK
Saipuddin, 2015. Pengaruh
Pemberian Tes pada Setiap Akhir Pertemuan Terhadap Prestasi Belajar Fisika pada
Materi Kalor Siswa Kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, Tesis
, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif yang signifikan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar fisika pada materi
kalor siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan
adalah posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja yang berjumlah 184 orang siswa terdiri dari enam
kelas, yaitu kelas VIIA sampai VIIF. Pengambilan sampel yang digunakan adalah
menggunakan teknik cluster random sampling atau pengambilan secara acak dimana peneliti mengambil sampel kelompok
eksperimen dan kontrol dengan cara acak. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIIB sebagai kelas kontrol yang berjumlah masing-masing 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik test berupa butir-butir soal pilihan ganda (multiple choice). Teknik analisa data menggunakan uji-t satu pihak
yaitu pihak kanan.
Hasil penelitian yang diperoleh nilai rata-rata
untuk kelas eksperimen = 79,03. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata = 62,40, terdapat perbedaan
atau selisih nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol sebesar =
16,63 dan hasil dari uji
hipotesis menggunakan rumus t-tes = 5,47 dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap
prestasi belajar fisika pada materi kalor siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja tahun
pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: Pemberian Tes, Prestasi, Kalor.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya adalah: Usaha
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Proses belajar mengajar terjadi
manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Belajar mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang seksama dan
sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis, perencanaan tersebut
dibuat oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah yang sistematis, sehingga
mencapai hasil yang optimal.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran metode yang
digunakan monoton yaitu guru masih menggunakan pendekatan konvensional yang
mengandalkan metode ceramah, tanpa selingan atau variasi metode yang lain,
seperti halnya dalam pencapaian materi pembelajaran fisika kurang membangkitkan
minat siswa untuk belajar mandiri. Dalam mengajar guru senantiasa mendominasi
kegiatan belajar, kelas masih fokus pada guru sebagai sumber pengetahuan, siswa
selalu pasif sedangkan guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru serta pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan.
Dengan memberikan tes pada setiap akhir pertemuan
akan membuat ingatan siswa melekat tentang
materi yang sudah dibahas. Dengan begitu guru mampu mengevaluasi lebih
lanjut bagian mana yang belum dimengerti siswa dengan seksama. Dan dengan
pemberian tes pada setiap akhir pertemuan juga mampu mendorong minat siswa
untuk lebih giat belajar.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan eksperimen. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Post-Test Only Control
Design, maksudnya adalah suatu bentuk desain penelitian yang mengukur prestasi belajar siswa
setelah melakukan proses pembelajaran dikarenakan bahwa kemampuan awal
siswa pada kedua sampel tersebut dianggap sama.
Populasi
dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun
Pelajaran 2013/2014, yang terdiri atas 6
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 184
siswa. Teknik
pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik cluster random
sampling, maka didapatkan sampel
dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIB
sebagai kelas kontrol.
Teknik Pengambilan Data
Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data yaitu menggunakan tes. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2010:
193). Pada penelitian ini jenis tes
yang digunakan adalah tes pilihan ganda, jenis tes ini
menyediakan beberapa alternatif jawaban dan responden hanya memilih salah satu
diantaranya, yang sesuai dengan pendapat atau pandangannya.
Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa dari kedua sampel yaitu antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
dilakukan pembelajaran.
Uji Coba Instrumen Pengambilan Data
a.
Validitas
Validitas
tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini validitas yang peneliti gunakan adalah Korelasi
Product moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka soal tersebut valid,
sebaliknya jika rhitung < rtabel maka soal itu tidak
valid pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil analisis uji coba soal instrumen dengan jumlah 30 butir soal yang dihitung sesuai dengan perhitungan
rumus validitas didapatkan soal yang valid sebanyak 22 butir soal dan 8 butir soal
dinyatakan tidak valid.
b.
Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus K-R. 20 (Kuder-Ricardson) yaitu:
Dari hasil analisis menggunakan rumus
K-R. 20 didapatkan nilai r11 adalah 0,82.
c.
Taraf
Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Taraf kesukaran tes dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:
Dari rumus di atas ditemukan 10
soal yang memiliki kriteria mudah, 16 soal yang memiliki kriteria sedang dan 4
soal yang memiliki kriteria sukar.
d.
Daya Beda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subyek yang pandai dan subyek yang kurang pandai. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari 30 soal
diperoleh 11 soal yang memiliki daya beda
kurang baik, 10 soal yang memiliki daya beda cukup, 7 soal yang memiliki daya
beda baik, dan 2 soal yang memiliki daya beda tidak baik.
Uji Prasyarat
Analisis
a.
Uji
Normalitas
Pembuktian
normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis dengan
statistik telah menghampiri data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan rumus chi-kuadrat:
Kriteria
pengujian normalitas data ini adalah :
1)
Akan berdistribusi normal jika hitungtabel
2)
Data tidak berdistribusi normal
hitung>tabel
Dari hasil analisis,
data yang didapatkan untuk kelas eksperimen yaitu =
8,80 dengan sehingga disimpulkan sampel
berasal dari data yang berdistribusi normal, sedangkan untuk kelas
kontrol yaitu =
4,17 dengan dan disimpulkan juga bahwa sampel berasal dari
data
yang berdistribusi normal.
b.
Uji
Homogenitas
Pengujian homogenitas data dalam penelitian
ini menggunakan uji-F, dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria:
Jika Fhitung > Ftabel
maka data tidak homogen.
Jika Fhitung < Ftabel
maka data homogen.
Dari hasil analisis, didapatkan data berbentuk homogen karena 1,17<1,86.
c.
Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, sebelumnya
hipotesis dinyatakan dalam sebuah hipotesa:
: Tidak ada pengaruh positif yang signifikan
pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar siswa
pada aspek kognitif.
:
Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar siswa pada aspek
kognitif.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan rumus
t-test Polled Varians, dengan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini
melibatkan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIA yang berjumlah
30 orang sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pemberian tes pada setiap
akhir pertemuan dan kelas kontrol yaitu kelas VIIB yang berjumlah 30
orang menggunakan metode ceramah sehingga banyak siswa keseluruhannya adalah 60
orang siswa MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2015/2016.
Detesis data post-tes prestasi belajar siswa dapat dilihat
dalam tebel dibawah ini:
Table 4.1 Detesis Data Post-Tes
Prestasi Belajar Siswa
Kelompok
|
Jumlah
|
Nilai Tetinggi
|
Nilai Terendah
|
Nilai Rata-rata
|
Eksperimen
|
30
|
95
|
55
|
79,03
|
Kontrol
|
30
|
82
|
41
|
62,40
|
Berdasarkan
tabel 4.1 terlihat bahwa diperoleh skor terendah dari kelompok eksperimen yang menggunakan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan adalah 55 dan skor tertingginya adalah 95 dengan nilai rata-rata 79,03. Sedangkan
untuk kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan ceramah skor terendah adalah 41
dan skor tertinggi adalah 82 dengan nilai rata-rata adalah 62,43, ini artinya
bahwa kelas eksperimen memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada kelas
kontrol.
Hasil
penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol juga disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi. Untuk data distribusi frekuensi nilai post-tes
kelas eksperimen disajikan dalam table 4.2 dibawah ini.
Tabe 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Tes
Siswa Kelas Eksperimen
No
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
Titik
Tengah
|
1
2
3
4
5
6
|
55 – 61
62 – 68
69 – 74
75 – 81
82 – 88
89
– 95
|
3
2
5
4
11
5
|
58
65
72
78
85
92
|
Jumlah
|
|
30
|
|
Dari tabel 4.2 terllihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai
dengan titik tengah 46 dan 79 ini berarti siswa yang mendapatkan nilai dengan
titik tengah 72, 85 dan 92 paling banyak yaitu 5, 11 dan 5 orang siswa. Untuk
memperjelas distribusi frekuensi data nilai post-tes kelompok eksperimen
tersebut disajikan hitstogram pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Histogram Data Post-Tes Kelas Eksperimen
Untuk
distribusi frekuensi nilai post-tes
kelas kontrol disajikan pula dalam table 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Tes
Siswa Kelas Kontrol
No
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
Titik
Tengah
|
1
2
3
4
5
6
|
41 – 47
48 – 54
55 – 61
62 – 68
69 – 75
76
– 82
|
3
6
4
6
8
3
|
44
51
58
65
72
79
|
Jumlah
|
|
30
|
|
Dari tabel
4.3 terlihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai dengan titik tengah 51,
65 dan 72. Ini berarti bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan titik tengah
51, 65 dan 72 paling banyak yaitu 6, 6, dan 8 orang siswa. Untuk memperjelas
distribusi frekuensi data nilai post-tes kelompok kontrol tersebut disajikan
histrogram pada gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2 Histogram Data Pos-Test
Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan pemberian tes pada setiap akhir dari proses
pembelajaran merupakan pembelajaran dengan pemberian perlakuan (treatment)
yang membuat siswa tidak merasa kesulitan
untuk menjawab soal-soal yang diberikan dan lebih menguatkan ingatan siswa tentang materi
yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil
penelitian pada kelas eksperimen dengan pemberian tes
pada setiap akhir pembelajarn dan kelas konrol tanpa pemberian perlakuan didapat nilai rata-rata untuk kelas ekperimen = 79,03. Sedangkan untuk kelas
kontrol nilai rata-rata = 62,40. Terdapat pengaruh atau
selisih nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas
kontrol sebesar = 16,63.
Berdasarkan hasil analisis
pengujian hipotesis menggunakan rumus t tes, didapatkan nilai thitung = 5,47, jika dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,67 maka thitung > ttabel sehingga
ditolak dan diterima.
Dengan demikian hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti dapat diterima berarti ada pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir
pertemuan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII MTs. NW Kotaraja tahun
pembelajaran 2014/2016.
Hal ini tidak terlepas dari
penggunaan alat ukur berupa tes dan mengadakan evaluasi diakhir setiap
pelajaran, baik untuk melihat efektivitas strategi yang dikembangkan maupun
untuk mengukur hasil belajar siswa yang dapat dijadikan masukan (input) untuk
perencanaan berikutnya dan untuk
mengetahui apakah individu siswa mengerti atau tidak
tentang materi yang sedang dipelajari. Dengan melakukan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan guru dapat mengetahui seberapa kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Ketika siswa kelas eksperimen diberikan tes pada setiap akhir dari
proses pembelajaran terlihat siswa tidak merasa kesulitan untuk menjawab
soal-soal yang diberikan. Sedangkan pada siswa kelas kontrol yang tidak
diberikan perlakuan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan merasa kesulitan
untuk menjawab soal-soal yang diberikan ketika diadakan evaluasi pembelajaran.
Dan hasilnya nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai kelas kontrol,
ini menandakan bahwa pemberian tes pada setiap akhir dari proses pembelajaran
memberikan pengaruh positif pada siswa.
Sesuai denga teori, tujuan dari tes akhir ialah untuk
mengetahui sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran
(pengetahuan maupun keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Tes
akhir memberikan pengaruh yang positif kepada siswa karena soal-soal yang
diberikan pada setiap akhir dari proses pembelajaran berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal.
SIMPULAN
Mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan pada Bab
I, penelitian ini telah berhasil dengan pemberian tes pada setiap akhir
pertemuan terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan dan hasil analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
“Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan terhadap pretasi belajar fisika siswa yang
didukung dengan t-tes, nilai thit = 5,47 dan ttabel = 1,67, thitung > ttabel “.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful, 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Habiburrahman, 2001. Pengaruh Pemberian Post-Test dan Pre-Test Terhadap Pemahaman konsep
Transportasi Zat pada Hewan Bersel Satu pada Siswa Kelas XI SMU NW Pancor. Selong:
STKIP Hanzanwadi Selong.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayati, Nurul, 2008. Pengaruh Pengunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel (SPLDV) pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Majidiyah NW Majidi. Selong: STKIP Hanzanwadi Selong.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya
Purwanto, Ngalim, M. 2012. Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slametto, 2010. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . PT Renika Cipta.
Subana, Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Sudijono, Anas, 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana, 2002. Metode Statistika. Bandung .
Tarsito.
, 2009, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja. Rosdakrya.
, 2009. Cara Balajar Siswa Aktif
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiarto, Teguh, 2008. Ilmu Pengetahuan PENGARUH
PEMBERIAN TES PADA SETIAP AKHIR PERTEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA
MATERI KALOR SISWA KELAS VII
MTs. NW
KOTARAJA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Saipuddin, Dr. Edi Istiyono, M.Si
Program Studi
Pendidikan Fisika PPs
UNY
ABSTRAK
Saipuddin, 2015. Pengaruh
Pemberian Tes pada Setiap Akhir Pertemuan Terhadap Prestasi Belajar Fisika pada
Materi Kalor Siswa Kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, Tesis
, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif yang signifikan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar fisika pada materi
kalor siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan
adalah posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja yang berjumlah 184 orang siswa terdiri dari enam
kelas, yaitu kelas VIIA sampai VIIF. Pengambilan sampel yang digunakan adalah
menggunakan teknik cluster random sampling atau pengambilan secara acak dimana peneliti mengambil sampel kelompok
eksperimen dan kontrol dengan cara acak. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIIB sebagai kelas kontrol yang berjumlah masing-masing 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik test berupa butir-butir soal pilihan ganda (multiple choice). Teknik analisa data menggunakan uji-t satu pihak
yaitu pihak kanan.
Hasil penelitian yang diperoleh nilai rata-rata
untuk kelas eksperimen = 79,03. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata = 62,40, terdapat perbedaan
atau selisih nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol sebesar =
16,63 dan hasil dari uji
hipotesis menggunakan rumus t-tes = 5,47 dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap
prestasi belajar fisika pada materi kalor siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja tahun
pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: Pemberian Tes, Prestasi, Kalor.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya adalah: Usaha
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Proses belajar mengajar terjadi
manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Belajar mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang seksama dan
sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis, perencanaan tersebut
dibuat oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah yang sistematis, sehingga
mencapai hasil yang optimal.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran metode yang
digunakan monoton yaitu guru masih menggunakan pendekatan konvensional yang
mengandalkan metode ceramah, tanpa selingan atau variasi metode yang lain,
seperti halnya dalam pencapaian materi pembelajaran fisika kurang membangkitkan
minat siswa untuk belajar mandiri. Dalam mengajar guru senantiasa mendominasi
kegiatan belajar, kelas masih fokus pada guru sebagai sumber pengetahuan, siswa
selalu pasif sedangkan guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru serta pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan.
Dengan memberikan tes pada setiap akhir pertemuan
akan membuat ingatan siswa melekat tentang
materi yang sudah dibahas. Dengan begitu guru mampu mengevaluasi lebih
lanjut bagian mana yang belum dimengerti siswa dengan seksama. Dan dengan
pemberian tes pada setiap akhir pertemuan juga mampu mendorong minat siswa
untuk lebih giat belajar.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan eksperimen. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Post-Test Only Control
Design, maksudnya adalah suatu bentuk desain penelitian yang mengukur prestasi belajar siswa
setelah melakukan proses pembelajaran dikarenakan bahwa kemampuan awal
siswa pada kedua sampel tersebut dianggap sama.
Populasi
dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun
Pelajaran 2013/2014, yang terdiri atas 6
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 184
siswa. Teknik
pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik cluster random
sampling, maka didapatkan sampel
dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIB
sebagai kelas kontrol.
Teknik Pengambilan Data
Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data yaitu menggunakan tes. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2010:
193). Pada penelitian ini jenis tes
yang digunakan adalah tes pilihan ganda, jenis tes ini
menyediakan beberapa alternatif jawaban dan responden hanya memilih salah satu
diantaranya, yang sesuai dengan pendapat atau pandangannya.
Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa dari kedua sampel yaitu antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
dilakukan pembelajaran.
Uji Coba Instrumen Pengambilan Data
a.
Validitas
Validitas
tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini validitas yang peneliti gunakan adalah Korelasi
Product moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka soal tersebut valid,
sebaliknya jika rhitung < rtabel maka soal itu tidak
valid pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil analisis uji coba soal instrumen dengan jumlah 30 butir soal yang dihitung sesuai dengan perhitungan
rumus validitas didapatkan soal yang valid sebanyak 22 butir soal dan 8 butir soal
dinyatakan tidak valid.
b.
Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus K-R. 20 (Kuder-Ricardson) yaitu:
Dari hasil analisis menggunakan rumus
K-R. 20 didapatkan nilai r11 adalah 0,82.
c.
Taraf
Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Taraf kesukaran tes dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:
Dari rumus di atas ditemukan 10
soal yang memiliki kriteria mudah, 16 soal yang memiliki kriteria sedang dan 4
soal yang memiliki kriteria sukar.
d.
Daya Beda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subyek yang pandai dan subyek yang kurang pandai. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari 30 soal
diperoleh 11 soal yang memiliki daya beda
kurang baik, 10 soal yang memiliki daya beda cukup, 7 soal yang memiliki daya
beda baik, dan 2 soal yang memiliki daya beda tidak baik.
Uji Prasyarat
Analisis
a.
Uji
Normalitas
Pembuktian
normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis dengan
statistik telah menghampiri data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan rumus chi-kuadrat:
Kriteria
pengujian normalitas data ini adalah :
1)
Akan berdistribusi normal jika hitungtabel
2)
Data tidak berdistribusi normal
hitung>tabel
Dari hasil analisis,
data yang didapatkan untuk kelas eksperimen yaitu =
8,80 dengan sehingga disimpulkan sampel
berasal dari data yang berdistribusi normal, sedangkan untuk kelas
kontrol yaitu =
4,17 dengan dan disimpulkan juga bahwa sampel berasal dari
data
yang berdistribusi normal.
b.
Uji
Homogenitas
Pengujian homogenitas data dalam penelitian
ini menggunakan uji-F, dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria:
Jika Fhitung > Ftabel
maka data tidak homogen.
Jika Fhitung < Ftabel
maka data homogen.
Dari hasil analisis, didapatkan data berbentuk homogen karena 1,17<1,86.
c.
Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, sebelumnya
hipotesis dinyatakan dalam sebuah hipotesa:
: Tidak ada pengaruh positif yang signifikan
pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar siswa
pada aspek kognitif.
:
Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar siswa pada aspek
kognitif.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan rumus
t-test Polled Varians, dengan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini
melibatkan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIA yang berjumlah
30 orang sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pemberian tes pada setiap
akhir pertemuan dan kelas kontrol yaitu kelas VIIB yang berjumlah 30
orang menggunakan metode ceramah sehingga banyak siswa keseluruhannya adalah 60
orang siswa MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2015/2016.
Detesis data post-tes prestasi belajar siswa dapat dilihat
dalam tebel dibawah ini:
Table 4.1 Detesis Data Post-Tes
Prestasi Belajar Siswa
Kelompok
|
Jumlah
|
Nilai Tetinggi
|
Nilai Terendah
|
Nilai Rata-rata
|
Eksperimen
|
30
|
95
|
55
|
79,03
|
Kontrol
|
30
|
82
|
41
|
62,40
|
Berdasarkan
tabel 4.1 terlihat bahwa diperoleh skor terendah dari kelompok eksperimen yang menggunakan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan adalah 55 dan skor tertingginya adalah 95 dengan nilai rata-rata 79,03. Sedangkan
untuk kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan ceramah skor terendah adalah 41
dan skor tertinggi adalah 82 dengan nilai rata-rata adalah 62,43, ini artinya
bahwa kelas eksperimen memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada kelas
kontrol.
Hasil
penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol juga disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi. Untuk data distribusi frekuensi nilai post-tes
kelas eksperimen disajikan dalam table 4.2 dibawah ini.
Tabe 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Tes
Siswa Kelas Eksperimen
No
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
Titik
Tengah
|
1
2
3
4
5
6
|
55 – 61
62 – 68
69 – 74
75 – 81
82 – 88
89
– 95
|
3
2
5
4
11
5
|
58
65
72
78
85
92
|
Jumlah
|
|
30
|
|
Dari tabel 4.2 terllihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai
dengan titik tengah 46 dan 79 ini berarti siswa yang mendapatkan nilai dengan
titik tengah 72, 85 dan 92 paling banyak yaitu 5, 11 dan 5 orang siswa. Untuk
memperjelas distribusi frekuensi data nilai post-tes kelompok eksperimen
tersebut disajikan hitstogram pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Histogram Data Post-Tes Kelas Eksperimen
Untuk
distribusi frekuensi nilai post-tes
kelas kontrol disajikan pula dalam table 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Tes
Siswa Kelas Kontrol
No
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
Titik
Tengah
|
1
2
3
4
5
6
|
41 – 47
48 – 54
55 – 61
62 – 68
69 – 75
76
– 82
|
3
6
4
6
8
3
|
44
51
58
65
72
79
|
Jumlah
|
|
30
|
|
Dari tabel
4.3 terlihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai dengan titik tengah 51,
65 dan 72. Ini berarti bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan titik tengah
51, 65 dan 72 paling banyak yaitu 6, 6, dan 8 orang siswa. Untuk memperjelas
distribusi frekuensi data nilai post-tes kelompok kontrol tersebut disajikan
histrogram pada gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2 Histogram Data Pos-Test
Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan pemberian tes pada setiap akhir dari proses
pembelajaran merupakan pembelajaran dengan pemberian perlakuan (treatment)
yang membuat siswa tidak merasa kesulitan
untuk menjawab soal-soal yang diberikan dan lebih menguatkan ingatan siswa tentang materi
yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil
penelitian pada kelas eksperimen dengan pemberian tes
pada setiap akhir pembelajarn dan kelas konrol tanpa pemberian perlakuan didapat nilai rata-rata untuk kelas ekperimen = 79,03. Sedangkan untuk kelas
kontrol nilai rata-rata = 62,40. Terdapat pengaruh atau
selisih nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas
kontrol sebesar = 16,63.
Berdasarkan hasil analisis
pengujian hipotesis menggunakan rumus t tes, didapatkan nilai thitung = 5,47, jika dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,67 maka thitung > ttabel sehingga
ditolak dan diterima.
Dengan demikian hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti dapat diterima berarti ada pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir
pertemuan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII MTs. NW Kotaraja tahun
pembelajaran 2014/2016.
Hal ini tidak terlepas dari
penggunaan alat ukur berupa tes dan mengadakan evaluasi diakhir setiap
pelajaran, baik untuk melihat efektivitas strategi yang dikembangkan maupun
untuk mengukur hasil belajar siswa yang dapat dijadikan masukan (input) untuk
perencanaan berikutnya dan untuk
mengetahui apakah individu siswa mengerti atau tidak
tentang materi yang sedang dipelajari. Dengan melakukan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan guru dapat mengetahui seberapa kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Ketika siswa kelas eksperimen diberikan tes pada setiap akhir dari
proses pembelajaran terlihat siswa tidak merasa kesulitan untuk menjawab
soal-soal yang diberikan. Sedangkan pada siswa kelas kontrol yang tidak
diberikan perlakuan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan merasa kesulitan
untuk menjawab soal-soal yang diberikan ketika diadakan evaluasi pembelajaran.
Dan hasilnya nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai kelas kontrol,
ini menandakan bahwa pemberian tes pada setiap akhir dari proses pembelajaran
memberikan pengaruh positif pada siswa.
Sesuai denga teori, tujuan dari tes akhir ialah untuk
mengetahui sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran
(pengetahuan maupun keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Tes
akhir memberikan pengaruh yang positif kepada siswa karena soal-soal yang
diberikan pada setiap akhir dari proses pembelajaran berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal.
SIMPULAN
Mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan pada Bab
I, penelitian ini telah berhasil dengan pemberian tes pada setiap akhir
pertemuan terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan dan hasil analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
“Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan terhadap pretasi belajar fisika siswa yang
didukung dengan t-tes, nilai thit = 5,47 dan ttabel = 1,67, thitung > ttabel “.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful, 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Habiburrahman, 2001. Pengaruh Pemberian Post-Test dan Pre-Test Terhadap Pemahaman konsep
Transportasi Zat pada Hewan Bersel Satu pada Siswa Kelas XI SMU NW Pancor. Selong:
STKIP Hanzanwadi Selong.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayati, Nurul, 2008. Pengaruh Pengunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel (SPLDV) pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Majidiyah NW Majidi. Selong: STKIP Hanzanwadi Selong.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya
Purwanto, Ngalim, M. 2012. Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slametto, 2010. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . PT Renika Cipta.
Subana, Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Sudijono, Anas, 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana, 2002. Metode Statistika. Bandung .
Tarsito.
, 2009, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja. Rosdakrya.
, 2009. Cara Balajar Siswa Aktif
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiarto, Teguh, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan
DEPDIKNAS.
Sugiyono, 2010. Metode
Penelitian Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&B. Bandung: Alfabeta
, 2010. Statistik
Penelitian. Bandung : Alfabeta
, 2011. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung.
Alfabeta
Suharsimi, A, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
, 2010. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Bumi aksara.
Suriatno, 2007. Efektivitas
Pemberian Tugas Terbimbing Terhadap Ketuntasan Belajar Matematika Pokok Bahasan
Suku Aljabar pada Siswi MTs. Mu’allimat NW Pancor. Selong: STKIP Hanzanwadi
Selong.
Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
PENGARUH
PEMBERIAN TES PADA SETIAP AKHIR PERTEMUAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA
MATERI KALOR SISWA KELAS VII
MTs. NW
KOTARAJA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Saipuddin, Dr. Edi Istiyono, M.Si
Program Studi
Pendidikan Fisika PPs
UNY
ABSTRAK
Saipuddin, 2015. Pengaruh
Pemberian Tes pada Setiap Akhir Pertemuan Terhadap Prestasi Belajar Fisika pada
Materi Kalor Siswa Kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, Tesis
, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif yang signifikan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar fisika pada materi
kalor siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan
adalah posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja yang berjumlah 184 orang siswa terdiri dari enam
kelas, yaitu kelas VIIA sampai VIIF. Pengambilan sampel yang digunakan adalah
menggunakan teknik cluster random sampling atau pengambilan secara acak dimana peneliti mengambil sampel kelompok
eksperimen dan kontrol dengan cara acak. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIIB sebagai kelas kontrol yang berjumlah masing-masing 30 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik test berupa butir-butir soal pilihan ganda (multiple choice). Teknik analisa data menggunakan uji-t satu pihak
yaitu pihak kanan.
Hasil penelitian yang diperoleh nilai rata-rata
untuk kelas eksperimen = 79,03. Sedangkan untuk kelas kontrol nilai rata-rata = 62,40, terdapat perbedaan
atau selisih nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol sebesar =
16,63 dan hasil dari uji
hipotesis menggunakan rumus t-tes = 5,47 dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap
prestasi belajar fisika pada materi kalor siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja tahun
pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: Pemberian Tes, Prestasi, Kalor.
PENDAHULUAN
Pendidikan pada hakikatnya adalah: Usaha
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Proses belajar mengajar terjadi
manakala ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Belajar mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang seksama dan
sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis, perencanaan tersebut
dibuat oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar diperlukan adanya langkah-langkah yang sistematis, sehingga
mencapai hasil yang optimal.
Dalam menyampaikan materi pembelajaran metode yang
digunakan monoton yaitu guru masih menggunakan pendekatan konvensional yang
mengandalkan metode ceramah, tanpa selingan atau variasi metode yang lain,
seperti halnya dalam pencapaian materi pembelajaran fisika kurang membangkitkan
minat siswa untuk belajar mandiri. Dalam mengajar guru senantiasa mendominasi
kegiatan belajar, kelas masih fokus pada guru sebagai sumber pengetahuan, siswa
selalu pasif sedangkan guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru serta pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan.
Dengan memberikan tes pada setiap akhir pertemuan
akan membuat ingatan siswa melekat tentang
materi yang sudah dibahas. Dengan begitu guru mampu mengevaluasi lebih
lanjut bagian mana yang belum dimengerti siswa dengan seksama. Dan dengan
pemberian tes pada setiap akhir pertemuan juga mampu mendorong minat siswa
untuk lebih giat belajar.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan eksperimen. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Post-Test Only Control
Design, maksudnya adalah suatu bentuk desain penelitian yang mengukur prestasi belajar siswa
setelah melakukan proses pembelajaran dikarenakan bahwa kemampuan awal
siswa pada kedua sampel tersebut dianggap sama.
Populasi
dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII MTs. NW Kotaraja Tahun
Pelajaran 2013/2014, yang terdiri atas 6
kelas dengan jumlah siswa sebanyak 184
siswa. Teknik
pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik cluster random
sampling, maka didapatkan sampel
dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIB
sebagai kelas kontrol.
Teknik Pengambilan Data
Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data yaitu menggunakan tes. Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2010:
193). Pada penelitian ini jenis tes
yang digunakan adalah tes pilihan ganda, jenis tes ini
menyediakan beberapa alternatif jawaban dan responden hanya memilih salah satu
diantaranya, yang sesuai dengan pendapat atau pandangannya.
Tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan prestasi belajar fisika siswa dari kedua sampel yaitu antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
dilakukan pembelajaran.
Uji Coba Instrumen Pengambilan Data
a.
Validitas
Validitas
tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal
ini validitas yang peneliti gunakan adalah Korelasi
Product moment dengan angka kasar dengan rumus sebagai berikut:
Jika rhitung > rtabel maka soal tersebut valid,
sebaliknya jika rhitung < rtabel maka soal itu tidak
valid pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil analisis uji coba soal instrumen dengan jumlah 30 butir soal yang dihitung sesuai dengan perhitungan
rumus validitas didapatkan soal yang valid sebanyak 22 butir soal dan 8 butir soal
dinyatakan tidak valid.
b.
Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas tes adalah dengan menggunakan rumus K-R. 20 (Kuder-Ricardson) yaitu:
Dari hasil analisis menggunakan rumus
K-R. 20 didapatkan nilai r11 adalah 0,82.
c.
Taraf
Kesukaran
Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Taraf kesukaran tes dinyatakan dengan P dan dicari dengan rumus:
Dari rumus di atas ditemukan 10
soal yang memiliki kriteria mudah, 16 soal yang memiliki kriteria sedang dan 4
soal yang memiliki kriteria sukar.
d.
Daya Beda
Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan
antara subyek yang pandai dan subyek yang kurang pandai. Rumus yang
digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes adalah:
Dari hasil analisis didapatkan bahwa dari 30 soal
diperoleh 11 soal yang memiliki daya beda
kurang baik, 10 soal yang memiliki daya beda cukup, 7 soal yang memiliki daya
beda baik, dan 2 soal yang memiliki daya beda tidak baik.
Uji Prasyarat
Analisis
a.
Uji
Normalitas
Pembuktian
normalitas data dimaksudkan untuk menguji apakah data yang dianalisis dengan
statistik telah menghampiri data normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan rumus chi-kuadrat:
Kriteria
pengujian normalitas data ini adalah :
1)
Akan berdistribusi normal jika hitungtabel
2)
Data tidak berdistribusi normal
hitung>tabel
Dari hasil analisis,
data yang didapatkan untuk kelas eksperimen yaitu =
8,80 dengan sehingga disimpulkan sampel
berasal dari data yang berdistribusi normal, sedangkan untuk kelas
kontrol yaitu =
4,17 dengan dan disimpulkan juga bahwa sampel berasal dari
data
yang berdistribusi normal.
b.
Uji
Homogenitas
Pengujian homogenitas data dalam penelitian
ini menggunakan uji-F, dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria:
Jika Fhitung > Ftabel
maka data tidak homogen.
Jika Fhitung < Ftabel
maka data homogen.
Dari hasil analisis, didapatkan data berbentuk homogen karena 1,17<1,86.
c.
Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, sebelumnya
hipotesis dinyatakan dalam sebuah hipotesa:
: Tidak ada pengaruh positif yang signifikan
pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar siswa
pada aspek kognitif.
:
Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan terhadap prestasi belajar siswa pada aspek
kognitif.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan rumus
t-test Polled Varians, dengan rumus:
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini
melibatkan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VIIA yang berjumlah
30 orang sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pemberian tes pada setiap
akhir pertemuan dan kelas kontrol yaitu kelas VIIB yang berjumlah 30
orang menggunakan metode ceramah sehingga banyak siswa keseluruhannya adalah 60
orang siswa MTs. NW Kotaraja Tahun Pelajaran 2015/2016.
Detesis data post-tes prestasi belajar siswa dapat dilihat
dalam tebel dibawah ini:
Table 4.1 Detesis Data Post-Tes
Prestasi Belajar Siswa
Kelompok
|
Jumlah
|
Nilai Tetinggi
|
Nilai Terendah
|
Nilai Rata-rata
|
Eksperimen
|
30
|
95
|
55
|
79,03
|
Kontrol
|
30
|
82
|
41
|
62,40
|
Berdasarkan
tabel 4.1 terlihat bahwa diperoleh skor terendah dari kelompok eksperimen yang menggunakan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan adalah 55 dan skor tertingginya adalah 95 dengan nilai rata-rata 79,03. Sedangkan
untuk kelas kontrol dengan menggunakan pendekatan ceramah skor terendah adalah 41
dan skor tertinggi adalah 82 dengan nilai rata-rata adalah 62,43, ini artinya
bahwa kelas eksperimen memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada kelas
kontrol.
Hasil
penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol juga disajikan dalam tabel
distribusi frekuensi. Untuk data distribusi frekuensi nilai post-tes
kelas eksperimen disajikan dalam table 4.2 dibawah ini.
Tabe 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Tes
Siswa Kelas Eksperimen
No
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
Titik
Tengah
|
1
2
3
4
5
6
|
55 – 61
62 – 68
69 – 74
75 – 81
82 – 88
89
– 95
|
3
2
5
4
11
5
|
58
65
72
78
85
92
|
Jumlah
|
|
30
|
|
Dari tabel 4.2 terllihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai
dengan titik tengah 46 dan 79 ini berarti siswa yang mendapatkan nilai dengan
titik tengah 72, 85 dan 92 paling banyak yaitu 5, 11 dan 5 orang siswa. Untuk
memperjelas distribusi frekuensi data nilai post-tes kelompok eksperimen
tersebut disajikan hitstogram pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Histogram Data Post-Tes Kelas Eksperimen
Untuk
distribusi frekuensi nilai post-tes
kelas kontrol disajikan pula dalam table 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Post-Tes
Siswa Kelas Kontrol
No
|
Kelas
interval
|
Frekuensi
|
Titik
Tengah
|
1
2
3
4
5
6
|
41 – 47
48 – 54
55 – 61
62 – 68
69 – 75
76
– 82
|
3
6
4
6
8
3
|
44
51
58
65
72
79
|
Jumlah
|
|
30
|
|
Dari tabel
4.3 terlihat bahwa frekuensi terbesar terletak pada nilai dengan titik tengah 51,
65 dan 72. Ini berarti bahwa siswa yang mendapatkan nilai dengan titik tengah
51, 65 dan 72 paling banyak yaitu 6, 6, dan 8 orang siswa. Untuk memperjelas
distribusi frekuensi data nilai post-tes kelompok kontrol tersebut disajikan
histrogram pada gambar 4.2 di bawah ini.
Gambar 4.2 Histogram Data Pos-Test
Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan pemberian tes pada setiap akhir dari proses
pembelajaran merupakan pembelajaran dengan pemberian perlakuan (treatment)
yang membuat siswa tidak merasa kesulitan
untuk menjawab soal-soal yang diberikan dan lebih menguatkan ingatan siswa tentang materi
yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil
penelitian pada kelas eksperimen dengan pemberian tes
pada setiap akhir pembelajarn dan kelas konrol tanpa pemberian perlakuan didapat nilai rata-rata untuk kelas ekperimen = 79,03. Sedangkan untuk kelas
kontrol nilai rata-rata = 62,40. Terdapat pengaruh atau
selisih nilai rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas
kontrol sebesar = 16,63.
Berdasarkan hasil analisis
pengujian hipotesis menggunakan rumus t tes, didapatkan nilai thitung = 5,47, jika dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,67 maka thitung > ttabel sehingga
ditolak dan diterima.
Dengan demikian hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti dapat diterima berarti ada pengaruh positif yang signifikan pemberian tes pada setiap akhir
pertemuan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas VII MTs. NW Kotaraja tahun
pembelajaran 2014/2016.
Hal ini tidak terlepas dari
penggunaan alat ukur berupa tes dan mengadakan evaluasi diakhir setiap
pelajaran, baik untuk melihat efektivitas strategi yang dikembangkan maupun
untuk mengukur hasil belajar siswa yang dapat dijadikan masukan (input) untuk
perencanaan berikutnya dan untuk
mengetahui apakah individu siswa mengerti atau tidak
tentang materi yang sedang dipelajari. Dengan melakukan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan guru dapat mengetahui seberapa kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah dipelajari.
Ketika siswa kelas eksperimen diberikan tes pada setiap akhir dari
proses pembelajaran terlihat siswa tidak merasa kesulitan untuk menjawab
soal-soal yang diberikan. Sedangkan pada siswa kelas kontrol yang tidak
diberikan perlakuan pemberian tes pada setiap akhir pertemuan merasa kesulitan
untuk menjawab soal-soal yang diberikan ketika diadakan evaluasi pembelajaran.
Dan hasilnya nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai kelas kontrol,
ini menandakan bahwa pemberian tes pada setiap akhir dari proses pembelajaran
memberikan pengaruh positif pada siswa.
Sesuai denga teori, tujuan dari tes akhir ialah untuk
mengetahui sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran
(pengetahuan maupun keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Tes
akhir memberikan pengaruh yang positif kepada siswa karena soal-soal yang
diberikan pada setiap akhir dari proses pembelajaran berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal.
SIMPULAN
Mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan pada Bab
I, penelitian ini telah berhasil dengan pemberian tes pada setiap akhir
pertemuan terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan dan hasil analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
“Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian
tes pada setiap akhir pertemuan terhadap pretasi belajar fisika siswa yang
didukung dengan t-tes, nilai thit = 5,47 dan ttabel = 1,67, thitung > ttabel “.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Saiful, 2012. Prestasi Belajar dan Kompetensi guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Habiburrahman, 2001. Pengaruh Pemberian Post-Test dan Pre-Test Terhadap Pemahaman konsep
Transportasi Zat pada Hewan Bersel Satu pada Siswa Kelas XI SMU NW Pancor. Selong:
STKIP Hanzanwadi Selong.
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayati, Nurul, 2008. Pengaruh Pengunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier
Dua Variabel (SPLDV) pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Majidiyah NW Majidi. Selong: STKIP Hanzanwadi Selong.
Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya
Purwanto, Ngalim, M. 2012. Prinsip-Prinsip
dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slametto, 2010. Belajar
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta . PT Renika Cipta.
Subana, Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar Penelitian
Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Sudijono, Anas, 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana, 2002. Metode Statistika. Bandung .
Tarsito.
, 2009, Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Remaja. Rosdakrya.
, 2009. Cara Balajar Siswa Aktif
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiarto, Teguh, 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan
DEPDIKNAS.
Sugiyono, 2010. Metode
Penelitian Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&B. Bandung: Alfabeta
, 2010. Statistik
Penelitian. Bandung : Alfabeta
, 2011. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung.
Alfabeta
Suharsimi, A, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
, 2010. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Bumi aksara.
Suriatno, 2007. Efektivitas
Pemberian Tugas Terbimbing Terhadap Ketuntasan Belajar Matematika Pokok Bahasan
Suku Aljabar pada Siswi MTs. Mu’allimat NW Pancor. Selong: STKIP Hanzanwadi
Selong.
Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan
DEPDIKNAS.
Sugiyono, 2010. Metode
Penelitian Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&B. Bandung: Alfabeta
, 2010. Statistik
Penelitian. Bandung : Alfabeta
, 2011. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung.
Alfabeta
Suharsimi, A, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
, 2010. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Bumi aksara.
Suriatno, 2007. Efektivitas
Pemberian Tugas Terbimbing Terhadap Ketuntasan Belajar Matematika Pokok Bahasan
Suku Aljabar pada Siswi MTs. Mu’allimat NW Pancor. Selong: STKIP Hanzanwadi
Selong.
Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.