Penyusunan Kisi- kisi dan Butir Soal
Penilaian
pencapaian kompetensi baik formal maupun non formal sebaiknya dilakukan di
dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini bertujuan agar kemampuan yang dinilai
dapat ditunjukkan dengan baik, yaitu dengan tidak membandingkan pencapaian
kompetensi antar peserta didik melainkan membandingkan pencapaian kompetensi seorang
peserta didik dalam periode waktu tertentu dengan yang sebelumnya.
Penilaian
kompetensi membutuhkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan yang matang.
Agar hasil yang diperoleh dari pengolahan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Proses perencanaan dapat dilakukan dengan menentukan kompetensi yang akan
diukur. Kompetensi yang akan diukur telah dikembangkan oleh tokoh-tokoh
pendidikan. Tokoh-tokoh yang mengembangkan kompetensi meliputi Benjamin S.
Bloom, Quellmalz, R. J. Mazano, Robert M. Gangne, David Krathwohl, Norman E. G.
dan Linn dan Grouloud.
Dalam penentuan
kompetensi terlebih dahulu ditentukanlah materi yang akan digunakan. Setelah
menentukan materi yang digunakan, langkah selanjutnya adalah menentukan perilaku yang akan diukur
berdasarkan rumusan kompetensi baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar
yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik di kelas. Namun, sebelum
melakukan penilaian, alangkah baiknya apabila kita mengetahui pengertian
penilaian terlebih dahulu.
Penilaian
menurut Permendikbud No 66 tahun 2013, penilaian merupakan proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian-pencapaian kompetensi
peserta didik yang mencangkup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
semester, ulangan tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah.
Penilaian
pengetahuan merupakan penilaian potensi intelektual yang terdiri dari tahapan
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
Tahapan-tahapan pengetahuan tersebut merupakan perbaikan yang dilakukan
Krathwohl terhadap taksonomi Blomm. Penilaian pengetahuan dapat dilakukan
menggunakan tes tertulis, lisan, maupun penugasan.
Cangkupan
penilaian pengetahuan menurut Permendikbud no 60 tahun 2013 meliputi
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Pengetahuan faktual merupakan
pengetahuan yang berkaitan dengan termonologi atau istilah serta bagian detail
tentang unsur. Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang berkaitan
dengan penggolongan, katagori, teori prinsip, generalisasi, model, dan
struktur. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai alogoritma dalam
melakukan sesuatu. Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes
tertulis, tes lisan,dan penugasan. Tes tertulis, lisan, dan penugasan
memerlukan butir soal di dalam penggunaannya.
Terdapat
langkah-langkah di dalam menyusun soal. Langkah penyusunan soal meliputi: (1) menentukan tujuan tes, (2) menentukan
kompetensi yang akan diujikan, (3) menentukan materi yang akan diujikan, (4)
menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk
penilaian, (5) menyusun kisi-ksi, (6) menulis butir soal, (7) memvalidasi butir
soal, (8) merakit soal, (9) menyusun pedoman penskoran, (10) uji coba butir
soal, (11) analisis butir soal secara kuantitatif dari data hasil empiric, dan
(12) perbaikan. Terdapat penyususunan kisi-kisi di dalam uraian langkah-langkha
tersebut. Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan
diujikan. Tujuan pembuatan kisi-kisi adalah menentukan ruang lingkup dan
sebagai petunjuk dalam memahami soal. Kisi-kisi yang baik adalah kisi-kisi
dapat mewakili isi silabus atau materi yang telah diajarkan,
komponen-komponennya mudah diuraikan dan dipahami, serta materi yang akan
diujikan dapat dibuatkan soalnya.
Penyusunan
kisi-kisi tidak dapat dilepaskan dari penyusunan indikator. Indikator yang
berada di dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang
dikehendaki. Indikator yang baik adalah indikator yang menggunakan kata kerja
operasional yang tepat, menggunakan satu kata kerja operasional untuk pilihan
ganda, dan satu atau lebih untuk soal yang berbentuk uraian. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan untuk membuat indikator menurut Retno Utari adalah
sebagai berikut:
Setelah
menentukan indikator dan kisi-kisi, tindakan berikutnya adalah menyusun butir
soal. Penyusunan butir soal harus berpedoman pada kisi-kisi dna indikator yang
telah dibuat serta kaidah penulisan soal baik soal uraian maupun soal pilihan
ganda. Baik soal pilihan ganda maupun soal uraian mempunyai kelebihan dan
kekeurangan. Kelebihan soal pilihan ganda adalah mampu menilai secara objektif
dan kelebihan soal uraian adalah dapat menilai kemampuan peserta didik dalam
mengoranisisr jawaban dengan menggunaka bahasa sendiri. Kekurangan soal pilihan
ganda adalah sukar untuk menentukan pengecohnya sedangkan kekurangan soal
uraian adalah sukar menentukan pedoman penskorannya. Nana Sudjana (2009)
berpendapat kelebihan soal bentuk pilihan ganda adalah :
a. Materi
yang diujikan dapat mencangkup sebagian besar dari bahan pengajaran yang
diajarkan
b. Jawaban
siswa dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat
c. Jawaban
untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar maupun sudah pasti salah sehingga
bersifat objektif
Selain kelebihan, soal pilihan
ganda juga mempunyai kelemahan. Nana Sudjana (2009) berpendapat kelemahan soal pilihan
ganda adalah :
a. Kemungkinan
untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar
b. Proses
berpikir siswa tidak dapat diketahui dengan nyata
Penulisan soal
uraian dperlukan ketepatan dan kelengkapan. Ketepan artinya adalah materi yang
ditanyakan tepat dinyatakan dalam bentuk uraian . Kelangkapan adalah
kelengkapan perliku diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai
di dalam pedoman pesnkorannya. Berdasarkan metode penskorannya, soal uraian
digolongkan ke dalam dua bentuk yaitu uraian objektif dan uraian non objektif.
Bentuk uraian objektif menilai hasil jawaban yang diberikan peserta didik
dengan 1, 0, maupun benar salah. Bentuk uraian non objektif merupakan soal
uraian yang penskorannya sulit untuk dilakukan.
Tabel 1. Tabel Perbandingan Tes
Uraian dan Pilihan Ganda
No.
|
Bentuk Tes
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1
|
Uraian
|
Dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam
menyusun jawaban dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
|
Kesulitan dalam penyusunan pedoman penskorannya.
|
2
|
Mampu mengukur aspek perilaku peserta didik
(kelengkapan aspek pengukuran)
|
Pengaruh subyektivitas penilai cukup besar
|
|
3
|
PG
|
Mampu menilai secara objektif
|
Sukar untuk menentukan pengecohnya
|
4
|
Materi yang diujikan dapat mencangkup sebagian
besar dari bahan pengajaran yang diajarkan
|
Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih
cukup besar
|
|
5
|
Jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah dan
cepat
|
Proses berpikir siswa tidak dapat diketahui dengan
nyata
|
Penulisan soal bentuk uraian membutuhkan
kaidah-kaidah. Kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal
meliputi:
1. Materi
a. Soal
harus sesuai indikator
b. Setiap
pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan
c. Materi
yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran
d. Materi
yang dintanyakan sesuai tingkat pendidikan
2. Kontruksi
a. Menggunakan
kata tanya
b. Ada
petunjuk yang jelas
c. Setiap
soal ada pedoman penskorannya
d. Tabel,
gambar, grafik disajikan dengan jelas terbaca, dan berfungsi
3. Bahasa
a. Komunikatif
b. Sesuai
EYD
c. Tidak
menimbulkan penafsiaran ganda
d. Tidak
menggunakan bahasa daerah maupun bahasa tabu
e. Tifak
menyinggung perasaan perasaan peserta didik.
Penyusuan soal
pilihan ganda juga menggunakan kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan.
Penyusunan soal pilihan ganda memerlukan ketelitian dan keterampilan. Hal ini
mengandung arti bahwa pengecoh yang digunakan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga pengecoh tersebut dapat berfungsi. Kaidah-kaidah yang diperlukan dalam
penyusunan soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1. Materi
a. Soal
harus sesuai dengan indikator
b. Pengecoh
harus berfungsi
c. Terdapat
1 jawaban benar
2. Kontruksi
a. Pokok
soal jelas dan tegas
b. Pokok
soal hanya pernyataan yang diperlukan saja
c. Pokok
soal jangan memberi petunjuk ke jawban yang benar
d. Tidak
boleh terdapat arti ganda
e. Jawaban
harus logis dan homogeny
f. Panjang
jawaban harus relatif sama
g. Tidak
boleh mengandung pernyatan semua benar maupun semua salah
h. Jawaban
berbetuk angka dan waktu harus disusun secara berurutan
i.
Gambar, grafik, tabel
harus berfungsi dan jelas
j.
Pokok soal tidak boleh
mengandung kata yang mengungkapkan ketidakpastian
k. Butir
soal jangan bergantung pada jawaban sebelumnya
3. Bahasa
a.
Sesuai dengan EYD
b.
Bahasa harus
komunikatif
c.
Letakkan kata pada
pokok soal
Pilihan
ganda yang baik mempunyai beberapa bagian. Nana Sudjana (2009) berpendapat
bahwa soal pilihan ganda terdiri dari :
a.
Stem merupakan
pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
b.
Option merupakan
sejumlah pilihan atau alternative jawaban
c.
Kunci merupakan jawaban
yang benar atau yang paling tepat
d.
Distraktor merupakan
jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban
Format
Kisi-kisi penulisan
soal terdiri dari jenis sekolah,
maple, kurikulum, alokasi waktu, jumlah soal, bentuk soal, penyusun, KI, KD, kelas/semester, materi pokok, indikator soal,
dan nomor soal. Adapun contoh soal pilihan ganda dan uraian adalah sebagai berikut.
Contoh soal pilihan
ganda.
- Berikut
ini adalah besaran fisis yang berlaku pada gerak melingkar beraturan
adalah….
A. Percepatan sudut
B. Posisi sudut
C. Kecepatan sudut akhir
D. Percepatan tangensial
Contoh soal uraian
bebas.
Jelaskan hubungan antara kecepatan sudut dan kecepatan linear dalam gerak melingkar
dengan menggunakan kalimat anda sendiri.
Contoh soal uraian
objektif.
Seorang menyediakan
1 kg emas murni untuk dibuatkan sebuah perhiasan. Setelah jadi diperoleh perhiasan
yang massanya juga 1 kg. Jelaskan bagaimana cara menguji apakah perhiasan
tersebut terbuat dari emas murni atau tidak
Pelaksaan
penilaian pengetahuan dapat dilakukan sebagai penilaian proses, ujian tengah
semester, maupun ujian semester. Penilaian pengetahuan terdiri atas nilai
proses, uts, dan uas. Cara penskorannya adalah sebagai berikut:
Pembobotan
2:1:1 (NP: NUTS: NUAS) = 4
NIlai
ulangan harian 1,2, dan 3 = 60,75, 65
Nilai
tugas 1, 2, dan 3, = 75, 70, 80,
Rata-rata
nilai proses 70, 8
NUTS
= 75
NUAS
= 65
Nilai
yang diperoleh berdasarkan data di atas adalah
=(2
x 70,8)+(1x75)+(1x65):4
=281,6:4
=70,4
Nilai
rapor 70,4:100 x 4=2,82 =baik .
Refrensi:
Dadan Rosana.(2015). Evaluasi
Pembelajaran Sains.
Mundilarto. (2010).
Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY
Nana Sudjana. (2009). Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
No comments:
Post a Comment