MENGANALISIS KOMPETENSI KURIKULUM UNTUK MENENTUKAN MODEL
KETERPADUAN DALAM IPA
Oleh : Saipuddin, S.Pd
BAB I :
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tantangan abad 21 yang semakin kompleks membuat
persaingan di segala aspek kehidupan semakin ketat. Sumber daya manusia
dituntut untuk memiliki berbagai macam kompetensi. Sumber daya manusia yang
memiliki berbagai macam kompetensi lahir dari pendidikan yang berkualitas. Oleh
karena itu, Kurikulum 2013 yang berorientasi pada kompetensi sikap, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan ingin mewujudkan pendidikan yang berkualitas
untuk mempersipakan generasi muda agar dapat bersaing di dalam persaingan
global. Salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas adalah
dengan memadukan berbagai cabang ilmu di dalam setiap proses pembelajaran agar pemahaman
siswa lebih mendalam dan mendasar.
Terdapat
sepuluh metode maupun model dalam memadukan satu atau lebih disiplin ilmu di
dalam pembelajaran. Menurut Forgaty (1991), kesepuluh cara atau model tersebut
adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced,
(5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8)
integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Satu disiplin ilmu dapat dipadukan dengan
metode fragmented, connected, dan nested. Selanjutnya sequenced,
shared, webbed, threaded, dan integrated dapat diterapkan untuk
memadukan beberapa disiplin ilmu. Satu
dan beebrapa disiplin ilmu dapat dipadukan dengan metode immersed dan networked.
Berdasarkan
kesepuluh metode tersebut, makalah ini akan memfokuskan pembahasan mengenai
penerapan metode nested dan sequenced pada kurikulum 2013.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas sehingga diambil
suatu rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan Model Nested?
2.
Apa yang dimaksud dengan Model Sequenced ?
3.
Bagaimana penerapan model nested
dalam kurikulum 2013 khususnya pembelajaran IPA di SMP dan fisika di SMA?
4.
Bagaimana penerapan model sequenced
dalam kurikulum 2013 khususnya pembelajaran IPA di SMP dan fisika di SMA KI
dan KD untuk SMP dan SMA ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian mengenai model nested.
2.
Mengetahui pengertian mengenai model sequenced.
3.
Mengetahui penerapan model nested dalam kurikulum 2013 khususnya pembelajaran IPA di SMP dan
fisika di SMA.
4.
Mengetahui penerapan model sequenced dalam kurikulum 2013 khususnya pembelajaran IPA di SMP
dan fisika di SMA.
BAB II : ISI
A.
Pengetian model Nested, Sequenced, dan Kurikulum 2013
Salah satu model terpadu untuk satu disiplin ilmu
adalah tipe Nested atau lebih dikenal
dengan model sarang burung. Model sarang burung adalah merupakan model yang
memadukan berbagai konsep keterampilan meliputi keterampilan sosial,
keterampilan berfikir dan keterampilan organisasi dalam proses pembelajaran.
Perpaduan berbagai keterampilan sosial, berfikir, dan
organisasi memungkinkan siswa memiliki berbagai keterampilan disamping
kemampuan kognitif. Aspek psikomotorik dan afektif siswa dapat berkembang memalui
pembelajaran yang menerapkan model
nested. Penerapan model nested pada
pembelajaran sains berkaitan erat
dengan keterampilan proses sains.
Keterampilan proses sains memfokuskan perhatian bagaimana siswa memperoleh pengetahuan
dan mengkomunikasikan hasil pengetahuannya. Keterampilan siswa dalam memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikan berkaitan dengan kemampuan berfikir siswa dan
keteramapilan sosial siswa. Keterampilan proses sains meliputi mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan
penelitian, melakukan penelitian, menafsirkan data, memprediksi, menerapkan
konsep, dan mengkomunikasikan.
Penerapan model terpadu tipe nested diterapkan pada satu disiplin ilmu. Hal ini ini disebabkan
tipe ini memfokuskan pada pengembangan keterampilan-keterampilan sosial,
berfikir, dan organisasi siswa. Berdasarkan penjelasan mengenai model nested di atas, model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Keterkaitan
dalam pembelajaran IPA Terpadu model nested
Model sequneced merupakan model pembelajaran
terpadu yang menekankan pada urutan karena adanya persamaan konsep. Model sequenced dapat diterapkan pada berbagai
disiplin ilmu. Model sequenced muncul
karena adanya kecenderungan para pendidik saat ini yang lebih mengikuti format
dan tata letak konsep pada buku. Menurut pendapat Adams, pembelajaran akan
lebih bermakna dan masuk akal bagi siswa apabila guru mengatur urutan
konsep-konsep yang berkaitan dalam mata pelajaran yang berbeda. Sebagai contoh
siswa akan mempelajari materi mengenai gerak lurus berubah beraturan dengan
menggunakan persamaan integral dan diferrensial. Siswa akan dapat memahami
materi gerak lurus berubah beraturan tersebut dengan mudah apabila siswa telah
dibekali pengetahuan mengenai integral dan differensial terlebih dahulu.
Pengetahuan-pengetahuan tersebut diberikan pada mata pelajaran matematika.
Kelemahan
pada model sequenced ini adalah
apabila tidak terjadi kordinasi antara guru fisika dengan guru matematika
tekait pembelajaran integral dan differensial sebelum pembelajaran gerak lurus
berubah beraturan. Kelemahan ini menuntut guru fisika untuk melakukan inisiatif
pembelajaran agar siswa tetap dapat memahami gerak lurus berubah beraturan
dengan integral dan differensial. Inisiatif tersebut adalah pembekalan
pengetahuan siswa mengenai integral dan differensial sebelum materi GLBB
diajarkan oleh guru fisika.
Model
sequenced dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Keterkaitan dalam pembelajaran IPA
Terpadu model sequenced
Selanjutnya kurikulum menurut
UU No.20 Th 2003 Tentang Sisdiknas, adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum 2013 berdasarkan implementasinya
merupakan usaha yang terpadu antara (1) rekontruksi kompetensi lulusan, dengan
(2) kesesuaian & kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi, (3) revolusi
pembelajaran, dan (4) reformasi penilaian. Kurikulum 2013 memandang anak memahami dunia
sebagai satu keutuhan yang terhubung, tidak terpisah-pisah. Hal ini menandakan
keterpaduan antara disiplin ilmu maupun satu disiplin ilmu adalah sesuatu yang
dianjurkan oleh kurikulum 2013 untuk diterapkan di dalam proses pembelajaran.
B.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SMP dan SMA
C.
Penerapan model Nested dan Sequenced dalam Kurikulum 2013
Penerapan model nested
pada jenjang SMP/MTS adalah sebagai berikut
NO
|
Mata Pelajaran
|
Kelas
|
Materi Pokok
|
Keterampilan
yang dikembangkan
|
Gambar
|
||||||
1.
|
IPA
|
VII
|
Benda
|
Keterampilan
berfikir berupa Mengklasifikasi, keterampilan organizer berupa menyajikan data melalui tabel
|
|
||||||
Organisasi
Kehidupan
|
Keterampilan
berfikir berupa Mengamati, Keterampilan pengorganisasian membuat peta konsep
|
|
|||||||||
Karakteristik
Zat
|
Ketrampilan
berfikir berupa memprediksi, keterampilan sosial berupa mengkomunikasikan di
depan umum
|
|
|||||||||
viii
|
Pesawat
Sederhana
|
Ketrampilan
berfikir berupa menerapkan, keterampilan pengorganisasian berupa membuat peta
konsep
|
|
||||||||
|
|
|
Sistem
Pencernaan Makanan dan kaitannya dengan sistem tubuh
|
Ketrampilan
berfikir berupa menjelaskan masing-masing fungsi organ pencernaan,
keterampilan pengorganisasian berupa membuat flow chart
|
|
||||||
|
Gerak lurus
|
Ketrampilan
berfikir berupa menghitung, keterampilan pengorganisasian berupa membuat grafik
|
|
||||||||
IX
|
Perkembangan
penduduk dan dampak terhadap lingkungan
|
Ketrampilan
berfikir berupa memprediksi, keterampilan sosial berupa pertidaksetujuan
|
|
||||||||
|
Listrik Statis
|
Ketrampilan
berfikir berupa mendiskusikan, keterampilan prngorganisasian berupa membuat
peta konsep
|
|
||||||||
|
Produk
teknologi ramah lingkungan
|
Ketrampilan
berfikir berupa mengklaasifikasikan, keterampilan sosial berupa
mempresentasikan
|
|
||||||||
2
|
IPS
|
VIII
|
Permasalahan
kependudukan, lingkungan, dan dampaknya terhadap pembangunan
|
Ketrampilan
berfikir berupa mengklaasifikasikan, keterampilan pengorganisasian berupa
cause efek circle
|
|
||||||
3
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
IX
|
Pengertian,
ciri, macam-macam hukum
|
Ketrampilan
berfikir berupa mengklasifikasikan, keterampilan pengorganisasian berupa peta
konsep
|
|
Penerapan model nested pada jenjang SMA/MA adalah sebagai
berikut
NO
|
Mata Pelajaran
|
Kelas
|
Materi Pokok
|
Keterampilan
yang dikembangkan
|
Gambar
|
||||||||||||
1.
|
Fisika
|
X
|
Pengukuran
|
Ketrampilan
berfikir berupa menerapkan, keterampilan pengorganisasian berupa peta konsep
|
|
||||||||||||
|
|
|
Gerak lurus
dengan kecepatan dan percepatan konstan
|
Ketrampilan berfikir berupa menganalisis,
keterampilan pengorganisasian berupa menginterprestasi grafik
|
|
||||||||||||
|
|
|
Elastisitas
dan Hukum Newton
|
Keterampilan berfikir berupa membandingkan,
keterampilan pengorganisasian berupa menginterprestasi grafik
|
|
||||||||||||
|
|
XI
|
Usaha dan
Energi
|
Keterampilan berfikir berupa mengklasifikasikan,
keterampilan sosial mempresentasikan
|
|
||||||||||||
|
|
|
Persamaan
keadaan gas
|
Keterampilan berfikir berupa menganalisis, keterampilan
pengorganisasian mempresntasikan grafik
|
|
||||||||||||
|
|
|
Gejala
Pemanasan global
|
Keterampilan berfikir berupa menganalisis,
keterampilan pengorganisasian cause effect circle
|
|
||||||||||||
|
|
XII
|
Gelombang
bunyi
|
Keterampilan berfikir berupa menganalisis,
keterampilan pengorganisasian peta konsep
|
|
||||||||||||
|
|
|
Gelombang
cahaya
Radiasi Elektromagnet
|
Keterampilan berfikir berupa menganalisis,
keterampilan sosial menghargai pendapat
Keterampilan berfikir berupa mengklasifikasi,
keterampilan sosial mempresentasikan hasil diskusi
|
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam analisis kompetensi kurikulum 2013 untuk menentukan model
keterpaduan dalam IPA khususnya model fragmented dan connected terdapat
penggunaan dari kedua model tersebut dalam proses pembelajaran IPA SMP dan
Fisika SMA.
Meskipun tidak hanya kedua model (fragmented dan connected) itu
saja yang digunakan dalam proses pembelajaran.
B.
Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi pembaca. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, agar penyusun
dapat menyempurnakannya.
D.
DAFTAR
PUSTAKA
Fogarty, Robin. 1991. “How
to Integrate the Curricula”. United States of America: IRI/Skylight
Publishing, Inc.
Trianto. 2010. “Model Pembelajaran Terpadu”. Jakarta:
Bumi Aksara
Bahan%20Perkuliahan/pendidikan%20sains%20terpadu/kurikulum-2013-kompetensi-dasar-sma-ver-3-3-2013.pdf
httpswww.academia.edu6066575F._Skenario_Pembelajaran_Tahap_Kegiatan_Persiapan_Pengkondisian_Peserta_Pendahuluan_Penayangan_Video
No comments:
Post a Comment