MAKALAH
PENGEMBANGAN INDIKATOR
DAN MIND MAPPING FISIKA SMA KELAS XII SEMESTER 1
Oleh:
SAIPUDDIN, S.Pd
Oleh:
SAIPUDDIN, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan
oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah
diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan
SMA Kelas X dan XI. Pada tahun 2015 pemerintah berharap kurikulum 2013 dapat
diterapkan di seluruh jenjang pendidikan dengan tujuan mewujudkan sistem
pendidikan yang lebih baik.
Poros utama pelaksanaan pembelajaran
adalah mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan adalah suatu pernyataan
yang menggambarkan perilaku siswa yang guru harapkan setelah
menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu. Pencapaian tujuan dibuktikan
dengan pemenuhan indikator pencapaian. Indikator pencapaian proses dan hasil
menggambarkan prilaku yang terukur atau dapat diamati yang membuktikan tercapainya
kompetensi yang diharapkan.
Manfaat penggunaan indikator yaitu
membantu guru menentukan keberhasilannya dalam melaksanakan kegiatan. Di
samping itu, dengan memperhatikan indikator pencapaian guru dapat menentukan
teknik dan instrumen evaluasi dan menentukan metode. Indikator bermanfaat
pula untuk siswa yaitu membantu mereka memusatkan perhatian pada tujuan yang
perlu mereka wujudkan. Indikator membantu siswa menenetukan strategi belajar,
memilih sumber belajar menggunakan waktu, serta memperhitungkan daya yang
mereka alokasikan.
Indikator hasil belajar harus memenuhi
tiga kriteria utama yaitu dirumuskan dalam kalimat yang jelas, mengandung
kepastian makna, dan dapat diukur. Kejelasan pernyataan mengandung konsekuensi
bahwa guru dan siswa memaknai kalimat dengan makna yang sama. Kepastian
mengandung pengertian tidak menimbulkan makna ganda dan juga dapat diukur jika
pencapaian perilaku dapat diamati atau diukur dengan menggunakan
instrumen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL
dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam
satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan
(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan
harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan
(kompetensi Inti kelompok 4)
B.
Pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: (1) tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; (2)
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan (3) potensi dan
kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan
menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya
mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.
Menurut Depag indicator
adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Sedangkan menurut E
Mulyasa indicator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan
tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta
didik. Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan
pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat
kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Sedangkan menurut Darwin
Syah indicator pembelajaran adalah karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda
perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa
telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi indikator adalah merupakan
kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai
ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana
penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Adapun dalam mengembangkan indikator perlu
mempertimbangkan:
a. Tuntutan
kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
Kompetensi Dasar.
b. Karakteristik
mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan
c.
Potensi dan kebutuhan
peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.
Dalam merumuskan indikator
perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.
Setiap KD dikembangkan setidaknya menjadi tiga indicator
2.
Keseluruhan indikator
memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan
dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan
dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik
3.
Indikator yang dikembangkan
harus menggambarkan hirarki kompetensi.
4.
Rumusan indikator
sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi
pembelajaran.
5.
Indikator harus dapat
mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja
operasional yang sesuai.
6.
Rumusan indikator dapat
dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif,
afektif, dan/atau psikomotorik
C.
KI dan KD Fisika SMA Kelas XII Semester 1
Kompetensi Inti
|
Kompetensi Dasar
|
KI 1
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
|
1.1 Bertambahnya keimanan dengan
menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagat raya terhadap
kebesaran Tuhan yang menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan keseimbangan perubahan medan listrik dan medan magnet yang saling
berkaitan sehingga memungkinkan manusia mengembangkan teknologi
untuk mempermudah kehidupan
|
KI 2
2. Mengembangkan perilaku
(jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif), menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta
memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun
peradaban bangsa dan dunia
|
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan
percobaan dan melaporkan hasil percobaan
|
KI 3
3. Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
|
3.1 Mendeskripsikan gejala
dan ciri-ciri gelombang secara umum
3.2 Menganalisis parameter
gelombang tegak dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata
3.3 Menerapkan konsep dan
prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi
3.4 Mendeskripsikan
rangkaian dan prinsif kerja peralatan listrik searah (DC) dan bolak-balik (AC)
dalam kehidupan sehari-hari
3.5 Memformulasikan gaya
listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial
listrik serta penerapannya pada berbagai kasus
3.6 Mendeskripsikan induksi
dan gaya magnetik pada berbagai produk teknologi
3.7 Memformulasikan induksi
listrik dan induksi magnetik serta penerapannya
|
KI 4
4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
|
4.1 Menyelidiki
karakteristik gelombang mekanik melalui percobaan
4.2 Menyajikan permasalahan
nyata dan usulan penyelesaiannya yang terkait konsep gelombang bunyi
4.3 Mengolah data hasil
percobaan menggunakan prinsif interferensi gelombang cahaya
4.4 Melakukan percobaan
untuk menyelidiki karakteristik rangkaian arus searah (DC)
4.5 Menyelidiki
karakteristik piranti elektronik dalam sebuah rangkaian arus bolak-balik (AC)
melalui percobaan
4.6 Menyajikan permasalahan
nyata dan usulan penyelesaiannya terkait dengan rangkaian listrik arus searah
dan arus bolak-balik
4.7 Membuat proyek
sederhana dengan menggunakan prinsif induksi listrik dan induksi magnetik
|
PETA KONSEP BUNYI
PETA KONSEP GELOMBANG CAHAYA
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Indikator menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar. Rancangan penilaian memberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator pencapaian
yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap KD dikembangkan setidaknya menjadi tiga indicator
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal
KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik.
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan
hirarki kompetensi.
4. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua
aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata
pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA
KOMPETENSI DASAR Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2013
No comments:
Post a Comment